JAKARTA – Gerhana Matahari Total (GMT) yang akan terjadi pada 9 Maret 2016 rata-rata akan terjadi sekitar dua jam lebih sedikit. Gerhana matahari total akan melintasi sejumlah provinsi di Indonesia.
BMKG dalam akun twitternya menyebut, durasi GMT di Nusa Tenggara Barat (NTB) rata-rata terjadi 2 jam 23 menit. Durasi terlama di Bima, yaitu 2 jam 24 menit 18,8 detik. GMT di NTB akan dimulai pukul 07:23 WITA dan puncaknya pukul 08:30 WITA serta berakhir pukul 09:45 WITA. Magnitudo GMT di NTB antara 0,786 di selatan Pulau Sumbawa hingga 0,818 di utara Pulau Lombok.
Durasi di NTT rata-rata adalah 2 jam 27 menit, dengan durasi terlama di Kalabahi, yaitu 2 jam 31 menit 35,8 detik. Sementara itu, durasi di Bali rata-rata adalah 2 jam 19 menit, dengan durasi terlama di Amlapura, yaitu 2 jam 20 menit 25,3 detik.
GMT di Bali dimulai pukul 07:22 WITA, puncaknya pukul 08:28 WITA, dan berakhir pukul 09:42 WITA. Magnitudo terbesar adalah di Singaraja, yaitu 0,824.
Durasi GMT di DIY rata-rata adalah 2 jam 15 menit. Durasi di Jateng rata-rata adalah 2 jam 15 menit. Durasi di Jabar rata-rata adalah 2 jam 12 menit. Jawa Barat juga akan mengalami Gerhana Matahari Sebagian 9 Maret 2016.
Sementara itu, GMT di Sumbar menurut Kepala Stasiun Geofisika kelas I BMKG Padang Panjang, Rahmat Triyono akan dapat dilihat di Kabupaten Kepulauan Mentawai dan Kabupaten Pesisir Selatan. Di Mentawai, GMT dapat disaksikan di Desa Seai, Sikakap Kepulauan Mentawai dengan magnitudo gerhana sebesar 1,012. Sedangkan di Pessel, GMT dapat dilihat di Silaut dengan magnitudo sebesar 1,002.
Puncak GMT di Sumbar akan terjadi pada pukul 07.20 WIB dan berakhir pukul 08.27 WIB. Durasi GMT di Sumbar akan lebih sedikit dibanding daerah lain, rata-rata 2 jam 6 menit.
GMT merupakan fenomena alam yang langka. Diperkirakan terjadi sekali dalam 350 tahun. Tahun ini, Indonesia menjadi tempat GMT dapat disaksikan selain wilayah lautan Hindia dan Pasifik. BMKG sendiri rencananya akan menyiarkan langsung detik-detik GMT dengan mengakses situs resmi BMGK. (rin/ril)