Pemko Padangpanjang dan PDAM Komit Terapkan GCG

BUKITTINGGI – Meningkatkan kinerja dan tata kelola perusahaan yang baik, Pemerintah Kota (Pemko) Padangpanjang dan PDAM berkomitmen menerapkan Good Corporate Governance (GCG).

Hal itu ditandai dengan keikutsertaan Wakil Walikota Padangpanjang, Drs. Asrul dan Direktur PDAM, Adrial A. Bakar, ST menandatangani Pernyataan Bersama Komitmen Penerapan GCG pada Perum Air/PDAM se-Sumatera Barat, Rabu (15/9), di Balcone Hotel Bukittinggi.

Pernyataan komitmen ini turut disaksikan Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, SP, Direktur Pengawasan Badan Layanan Umum, Badan Layanan Umum Daerah, dan Badan Usaha Milik Desa (BPKP), Juliver Sinaga, Ak., M.M serta pejabat terkait.

Menyikapi penandatanganan komitmen ini, Wawako Asrul mengatakan akan menindaklanjutinya. “Nanti kita akan meminta persetujuan dengan DPRD berkaitan dengan masalah tarif, pernyataan modal. Kita berharap kinerja PDAM akan meningkat dan lebih baik lagi dalam pelayanannya kepada masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Adrial mengatakan, terkait GCG yang mengacu pada Kemendagri Nomor 21 Tahun 2020, gubernur akan menetapkan range tarif atas dan tarif bawah yang berlaku di setiap PDAM Kabupaten/Kota.

“Dari hasil perhitungan yang ditetapkan gubernur, PDAM dengan walikota menghitung kembali tarif yang berlaku apakah itu di dalam range atau di bawah range,” ujarnya.

Apabila tarif di bawah range yang ditetapkan gubernur, lanjut Adrial, pihaknya akan menganalisa berpedoman dari yang ditetapkan gubernur. ” Kita akan hitung berapa tarif yang berlaku. Kalau tarifnya di bawah range, nanti akan diusulkan subsidi. Bisa dari APBD atau dari kelompok pelanggan sendiri dan ini yang akan kita perhitungkan lebih lanjut,” sebutnya.

Di sisi lain, Adrial mengatakan, di dua tahun terakhir, PDAM sudah tidak lagi mengalami kerugian walaupun itu laba yang dihasilkan tergolong kecil. Di tahun 2019 sekitar Rp 39 juta dan sekitar Rp 78 juta di tahun 2020.

Secara keseluruhan, menurut Adrial, laba tersebut masih rendah dan tarif juga termasuk paling rendah di Sumatera Barat. “Kita termasuk yang masih belum Full Cost Recovery (FCR), tetapi kita bisa menghasilkan laba walaupun masih sedikit,” ujarnya. (de)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.