JAKARTA – Dua kandidat calon presiden yang merupakan rival lama, yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto, telah mengumumkan siapa calon yang akan mendampingi mereka bertarung di Pemilihan Presiden 2019, Kamis malam tadi.
Joko Widodo yang merupakan calon petahana menunjuk Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin sebagai calon wakil presiden untuk mendampinginya. Keputusan ini disampaikan Joko Widodo dalam konferensi pers di Pelataran Menteng, Jakarta, Kamis malam usai menggelar rapat dengan 9 ketua umum serta sekjen partai pendukungnya.
“Saya memutuskan dan telah dapat persetujuan dari partai koalisi bahwa yang akan dampingi saya sebagai cawapres 2019-2024 adalah Prof. Dr Ma’ruf Amin,” ujar Jokowi, sapaan Presiden.
Jokowi menyampaikan Ma’ruf dipilih karena dikenal sebagai sosok ulama dan berpengalaman duduk di legislatif di DPR dan MPR.
Ma’ruf, kata Jokowi, juga menjabat sebagai Ketua MUI dan Rais Aam PBNU.
Sementara itu, Prabowo Subianto memilih Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden dalam Pemilu 2019. Prabowo menyampaikan keputusan tersebut saat menggelar konferensi pers di kediamannya di Jakarta pada Kamis, nyaris tengah malam.
Prabowo menyampaikan penetapan Sandiaga Uno sebagai cawapres adalah hasil dari keputusan koalisi Partai Gerindra, PAN, dan PKS.
“Sandiaga adalah pilihan terbaik dari yang ada,” kata Prabowo.
Godaan poros ketiga
Seperti yang dilansir Anadolu Agency, Sabtu (11/8), sebelum masuk dalam penunjukan dan pengumuman ini kedua pihak baik petahana dan oposisi melewati sebuah proses yang panjang serta penuh “drama”. Isu perpecahan koalisi dan nama yang tidak jadi ditunjuk mewarnai proses tersebut.
Dari pihak petahana, nama Ma’ruf Amin menyanggah tebakan yang selama ini ramai di media sosial dan juga masyarakat. Bagaimana tidak, nama yang menguat sebelumnya sejak menjelang pendaftaran hingga Kamis sore yakni Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi yang juga Pakar Hukum Tata Negara Mahfud MD.
Bahkan, Mahfud MD mengakui dirinya sudah diminta oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung untuk bersiap diri hingga ke hal yang sangat detail yakni untuk menyiapkan baju.
Pada Kamis sore pun sebelum Joko Widodo mengumumkan nama calon pendampingnya di wilayah Menteng, Jakarta Pusat, Mahfud MD sempat terlihat di wilayah yang sama tidak jauh dari lokasi pengumuman. Namun, mendekati waktu pengumuman Mahfud MD terlihat meninggalkan lokasi.
Ketua Umum PKPI Diaz Hendropriyono, salah satu partai pendukung Joko Widodo, pun mengira sosok Mahfud MD yang akan datang ke lokasi pengumuman.
“Katanya malah kesini (lokasi pengumuman cawapres), enggak jadi,” ujar Diaz di Menteng, Jakarta Pusat kepada Anadolu Agency pada Kamis malam.
Nama Mahfud MD yang saat itu menguat diprotes oleh sejumlah partai koalisi dan juga Organisasi Islam Nahdhatul Ulama. Bahkan diberitakan ada partai yang akan hengkang jika Mahfud MD terpilih menjadi pendamping Jokowi.
Namun, hal tersebut dibantah oleh Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuzy. Pria yang akrab disapa Romy tersebut mengatakan dalam pertemuan di Menteng sebelum pengumuman itu semua partai telah solid dan sepakat mendukung Ma’ruf Amin.
“Nama Ma’ruf Amin telah disepakati sejak Juli lalu,” ujar Romahurmuzy di Menteng saat ditanya Anadolu Agency.
Meski demikian, dia mengakui ada godaan dari pihak lain untuk keluar koalisi calon petahana. Bahkan godaan juga sangat kuat untuk membuat poros ketiga. Namun, hal tersebut tidak terjadi.
“Tapi dengan komunikasi yang baik semuanya bisa direkonsialiasi agar tidak tergoda godaan yang cukup kuat,” tambah Romy.
Sempat berseteru
Sementara itu “drama” juga terjadi dari pihak oposisi. Koalisi sebelumnya yakni Partai Demokrat, Partai Gerindra, PAN dan PKS sudah dikukuhkan setelah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pada 23 Juli 2018 lalu.
Calon pasangan kuat yang muncul pun di masyarakat yakni Prabowo Subianto dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
AHY merupakan anak dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Namun, entah mengapa Partai Demokrat sempat “kesal” dengan ketiga partai koalisinya itu. Pertemuan yang direncakan untuk membahas dan mengumumkan nama calon wakil presiden Prabowo Subianto pada 8 Agustus lalu ternyata batal.
Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief pun melontarkan pernyataan mengejutkan di akun Twitter pribadinya, Rabu malam. Dia mengatakan Partai Demokrat menolak kedatangan mantan Komandan Jenderal Kopassus itu.
“Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangannya ke kuningan. Bahkan keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Jendral kardus,” cuit Andi Arief.
Dia menyebut bahwa Prabowo Subianto menunjuk wakil yang lemah untuk sengaja mengalah melawan Joko Widodo.
“Jenderal Kardus punya kualitas buruk, kemarin sore bertemu Ketum Demokrat dengan janji manis perjuangan. Belum dua puluh empat jam mentalnya jatuh ditubruk uang Sandi Uno untuk meng-entertain PAN dan PKS,” tambah dia.
Publik sempat bertanya-tanya apakah Partai Demokrat akan mundur dari partai koalisi dibawah besutan Gerindra. Terutama karena kedua kubu saling menyerang dengan sengit seharian kemarin.
Meski demikian Prabowo tetap menemui SBY untuk mencari penyelesaian di tengah hubungan yang kian memanas. Bahkan sampai malam jelang deklarasi pun Prabowo masih menemui SBY di kediamannya di Mega Kuningan, Jakarta Selatan.
Akhirnya drama yang cukup melelahkan itu berakhir dengan keputusan Partai Demokrat untuk tetap berada di koalisi bersama dengan Gerindra, PKS dan PAN. Bahkan Demokrat juga akan mengantar pasangan Prabowo dan Sandiaga ke KPU Jumat siang ini.
“Beliau (SBY) akan mendukung koalisi kami, akan mendukung pencalonan saya dan Sandiaga Uno dan ini satu langkah yang besar,” kata Prabowo, Jumat.
Drama pemilihan presiden memang menarik untuk diamati. Konon diramalkan akan lebih banyak lagi drama-drama perpolitikan yang akan muncul, terutama karena pesta demokrasi pemilihan presiden masih cukup lama yaitu April 2019 mendatang. (Peb)
Bagikan ini:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
Komentar