Wisata Bukan Sekedar “Menjual” Objek, Namun Lebih Kepada Ide Program

PADANG- Praktisi Pariwisata dari Green Tourism Institute (GTI) Ridwan Tulus menegaskan pariwisata bukan sekedar berbicara tentang objek atau destinasi namun yang terpenting adalah gagasan program. Keberhasilan dilihat dari berapa lama wisatawan bertahan dalam kunjungannya, dan seberapa kuat membuat simpul yang menarik minat untuk kembali dan kembali.

Hal itu disampaikan Ridwan Tulus dalam diskusi lepas “Ngopi” TOP (Ngobrol Pintar Tour Operator) dengan wartawan dari Jaringan Pemred Sumbar (JPS), Kamis (12/12/2024) sore. Ridwan menegaskan, setiap orang mampu menjadi “operator” pariwisata, sepanjang mampu melahirkan suatu ide membuat program perjalanan wisata yang unik dan diminati oleh wisatawan.

“Jika hanya sekedar berkunjung ke suatu objek wisata kemudian pulang, itu sudah lumrah. Penting adalah bagaimana menggagas suatu program yang dikemas dalam paket wisata yang unik, membuat wisatawan tertarik, ini akan memiliki nilai jual lebih tinggi,” katanya.

Ridwan menegaskan, Sumatera Barat kaya akan potensi baik wisata alam, wisata budaya serta tradisi masyarakat. Namun tidak banyak yang menggarap potensi tersebut secara spesifik yang mampu menarik minat wisatawan sehingga bertahan lama dalam kunjungannya.

“Seluruh potensi itu bisa dijual dengan nilai tinggi, jika dikemas dengan program yang apik, menantang sekaligus menghibur. Bahkan, aktivitas menangkap seekor belut di sawah pun bisa menjadi penarik minat wisata jika dirancang secara unik,” ungkap Tourism Designer yang banyak melahirkan gagasan program wisata yang dipakai oleh banyak pelaku usaha wisata dunia itu.

Ketua JPS Sumatera Barat Adrian Tuswandi membuka diskusi Ngopi TOP GTI dan JPS tersebut menerangkan, kegiatan itu dilaksanakan dengan tujuan bagaimana insan pers juga ikut berperan sebagai operator pariwisata. Ikut menciptakan program wisata yang menarik serta terlibat langsung sebagai pelaku usaha wisata tersebut.

Dia berharap, diskusi tersebut akan berlanjut kepada suatu kerja sama dengan GTI ke depan sehingga wartawan juga memiliki kemampuan entrepreneur di bidang pariwisata. Bagaimana wartawan juga bisa menciptakan gagasan yang kemudian dikemas dalam sebuah program dan meng-endorse agar dikenal oleh calon wisatawan. F

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.