PADANG- Potensi perikanan dan kelautan di Kota Padang masih belum tergarap secara maksimal, karena program pembangunan belum melirik potensi tersebut. Terbukti, daerah sepanjang pesisir pantai Kota Padang masih menjadi kantong-kantong kemiskinan.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Padang Delma Putra melihat, tidak diliriknya potensi perikanan dan kelautan itu, membuat masyarakat yang tinggal di daerah pantai masih hidup dalam himpitan kemiskinan. Ia mengingatkan pemerintah untuk meberikan perhatian lebih kepada masyarakat nelayan melalui program-program yang mampu mengangkat perekonomian.
Ia mencontohkan, masyarakat di Kelurahan Pasia Nan Tigo Kecamatan Koto Tangah. Hasil tangkapan nelayan di kelurahan tersebut belum memberikan nilai ekonomi karena sarana prasarana penunjang tidak ada. Jika hasil tangkapan melimpah, sering terbuang karena pemasaran tidak efektif dan cold storage tidak ada. Meski diolah menjadi ikan kering pun, tidak maksimal karena hanya menggunakan peralatan dan proses pengeringan seadanya.
“Ketika hasil tangkapan melimpah, kebanyakan mubazir karena tidak ada fasilitas penyimpanan atau pengolahan modern. Terpaksa dijual dengan harga murah dan sering pula dibuang karena sudah membusuk,” katanya, Sabtu(5/3).
Diakui, saat ini ada satu lokasi Sentra Pengolahan Perikanan di Pasia Nan Tigo namun hal itu dinilai belum mampu menjawab pesoalan masyarakat nelayan di daerah itu. Ada sekitar 300 KK yang berprofesi sebagai nelayan di Pasia Nan Tigo dan umumnya berada di bawah garis kemiskinan. Kaum perempuan juga banyak yang hanya tinggal di rumah tidak punya kesibukan untuk menopang penghasilan suami sebagai nelayan.
Delma Putra meminta, Pemko Padang melalui Dinas Kelautan dan Perikanan hendaknya memberikan perhatian lebih kepada masyarakat nelayan. Pemerintah harus bisa merancang berbagai program pemberdayaan untuk bisa membantu masyarakat nelayan menggerakkan ekonomi rumahtangga sehingga bisa keluar dari garis kemiskinan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang, Zalbadri mengatakan telah memberdayakan ibu-ibu nelayan dengan membentuk kelompok-kelompok pengolahan pemasaran perikanan. Kelompok tersebut tersebar di hampir semua permukiman nelayan di Padang, seperti Bungus dan Pasia Nan Tigo.
Ditambahkan, dalam program itu kelompok mengelola pembuatan ikan teri serta langsung memasarkannya. Disamping itu, pemerintah juga membuat program pengolahan naget dan bakso ikan. Puluhan kelompok telah aktif. Ada di Pasia Nantigo dan Bungus.
“Kedepan tentu akan terus kami kembangkan sesuai dengan program pemerintah menciptakan pelaku UMKM di Pasie Nan Tigo dan itu telah dibentuk koperasi UMKM, agar kantong-kantong kemiskinan selama ini di Pasie Nan Tigo dapat terangkat.”tutupnya. (baim).