Wartawan Dilarang Liput Kisruh Dirut RSUD – Wawako Sawahlunto

Rapat Kerja Komisi I DPRD Sawahlunto dan RSUD setempat, Selasa (15/3). (tumpak)
Rapat Kerja Komisi I DPRD Sawahlunto dan RSUD setempat, Selasa (15/3). (tumpak)

SAWAHLUNTO – Kisruh antara Wakil Walikota Sawahlunto, Ismed dan Direktur Utama RSUD setempat, Herijon masih belum begitu terang persoalannya. Saat rapat kerja yang dilakukan Komisi I DPRD Kota Sawahlunto dengan Dirut RSUD Sawahlunto bersama jajarannya, Selasa (15/3), wartawan malah sempat dilarang meliput.

Pada awalnya, rapat kerja terbuka bagi wartawan. Namun, sesaat sebelum dimulai, Setdako Sawahlunto, Rovanly Abdam meminta wartawan agar pembahasan kisruh Dirut RSUD Herijon dengan Wawako Sawahlunto, Ismed jangan ditulis media.

“Karena ini sifatnya adalah keterangan pribadi terkait permasalahan antara Direktur RSUD dengan Wawako, jadi sebelum permasalahan ini disampaikan, jangan diliput media,” kata Setdako Rovanly Abdam kepada Ketua Komisi I, Dasrial Ery.

Mendengar hal itu, sejumlah wartawan hendak keluar ruangan. Namun, Ketua Komisi I, Dasrial Ery, pada rapat kerja yang diikuti jajaran manajemen dan para dokter itu memperbolehkan wartawan berada di tempat.

“Kepada rekan -rekan media silahkan kutip keterangan yang disampaikan Setdako saja, kalau yang bersifat lain jangan,” pinta Dasrial Ery pada rapat yang diikuti Wakil Ketua Komisi I Neldaswenty, Sekretaris Epy Kusnadi  dan anggota dewan Armando, Wulan Maya Sari dan Jhoni warta.

Permasalahan Dirut RSUD dengan Wawako Sawahlunto saat ini menjadi buah bibir masyarakat. Hal itu terjadi diduga karena Dirut RSUD tersinggung dengan Wawako Sawahlunto dan berbuntut pada pengajuan surat pengunduran diri. Padahal, ia baru menduduki posisinya selama empat bulan.

“Tujuan pertemuan ini agar masalah yang ada jangan sampai menggangu kinerja RSUD karena ada pelayanan terhadap publik yang harus lebih diutamakan. Itulah kewajiban DPRD meminta agar masalah ini secepatnya diselesaikan,” kata Dasrial.

Setelah memaparkan kronologis dan sebab pengunduran dirinya, Dirut RSUD belum memastikan apakah ia mau kembali melanjutkan jabatan sebagai Dirut RSUD atau tidak. Ia minta waktu untuk memikirkan persoalan itu.

“Meski surat pengunduran diri saya tidak disetujui Walikota dan Kepala Dinas Kesehatan Sumbar selaku atasan saya juga menyarankan untuk kembali bekerja, namun beri saya waktu untuk menindaklajutinya,” pinta alumnus kedokteran Unand itu.

Wakil Ketua Komisi I, Neldaswenty berharap permasalahan itu dapat dituntaskan. Harapan yang sama juga diungkapkan beberapa dokter yang hadir pada pertemuan itu. Mereka ingin agar pimpinannya mau kembali bekerja untuk menahkodai RSUD. (tumpak)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *