
SAWAHLUNTO – Warga Kenagarian Lunto Kecamatan Lembah Segar Kota Sawahlunto mengungkapkan kekecewaannya pada tim Ramadan saat mengunjungi Masjid Nurul Yaqin Lunto Barat, Selasa (7/6) malam. Kekecewaan itu disampaikan salah seorang warga Desa Lunto Barat, Hamadi (41).
Menurutnya, para mahasiswa yang kuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di atas 3,5 dapat dibantu beasiswa melalui melalui Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga setempat. Begitu juga pelajar SLTA yang berprestasi tinggi.
Namun, kini bantuan buat mahasiswa berprestasi tak ada lagi sejak dua tahun terakhir. Padahal, sebut Hamadi, bantuan kuliah tersebut sangat membantu anak-anak Sawahlunto agar tetap berprestasi serta melanjutkan pekuliahannya.
Menanggapi keluhan jemaah tersebut, Wakil Ketua tim Ramadan yang juga Sekretaris Bappeda Jhon Hendri membenarkan bahwa tak ada lagi bantuan untuk mahasiswa yang berkuliah di PTN sejak dua tahun terakhir ini. Hal itu karena terkendala aturan.
“Jangankan untuk memberikan bantuan khusus bagi mahasiswa PTN, untuk bantuan masjid dan musala yang biasanya rutin dilakukan saat tim Ramadan turun, hal ini tak diperbolehkan lagi,” sebut Jhon Hendri.
Kabid Pendidikan Dasar Disdikpora Sawahlunto, Edwar pada kesempatan yang sama juga membenarkan tak dibolehkan lagi memberikan bantuan sosial terhadap mahasiswa. Meski demikian, katanya, ada peluang lainnya untuk mendapat bantuan pendidikan dari pemerintah pusat. Yaitu, Program Beasiswa Indonesia Pintar (KIP) yang ditujukan kepada anak usia sekolah untuk membantu dana atau biaya keperluan sekolah agar dapat menyelesaikan proses belajarnya.
“Program KIP diberikan kepada seluruh anak usia sekolah yang berasal dari keluarga pemegang Kartu
Keluarga Sejahtera atau KKS,” jelas Edwar.
Di samping terkait bantuan sosial, jemaah Masjid Nurul Yaqin Kenagarian Lunto juga terlibat diskusi tanya jawab usai ceramah ramadhan oleh mubaligh Doni Warman seputar bantuan lampu jalan dan bantuan terhadap Kerapatan Adat Nagari. (tumpak)