PADANG- Kelurahan Pasia Nan Tigo Kecamatan Koto Tangah Kota Padang, memiliki penduduk lebih kurang 12 ribu jiwa. Bermukim di daerah pinggiran pantai, ancaman bahaya bencana abrasi pantai dan tsunami selalu menghantui. Sayang sekali, hingga saat ini, tak ada jalur evakuasi di kelurahan tersebut sehingga warga “terpaksa pasrah” ketika terjadi gempa yang berpotensi tsunami seperti kondisi malam tadi (Rabu, 2/3).
Taufik Hidayat, warga Kelurahan Pasia Nan Tigo yang juga sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat, Kamis (3/3) mengeluhkan kondisi tersebut. Menurutnya, jalan raya akses masyarakat berposisi memanjang sepanjang garis pantai. Sementara jalan tembus yang bisa dijadikan sebagai jalur evakuasi tidak ada.
“Bencana tidak bisa diprediksi, namun upaya menyelamatkan diri harus didukung oleh ketersediaan jalur yang bisa dilewati. Ini yang belum dimiliki oleh warga di Pasia Nan tigo,” ungkapnya.
Pada saat kejadian gempa berkekuatan 7,8 SR malam tadi, Taufik menceritakan bagaimana kepanikan masyarakat mencari jalan untuk mengevakuasi diri ke tempat yang dirasakan aman. Disamping itu, di kelurahan ini juga tidak ada shelter yang bisa dijadikan sebagai alternatif bagi warga berlindung dari ancaman tsunami.
Ia melihat, Pemerintah Kota Padang tidak menunjukkan perhatian serius dan seperti mengabaikan keselamatan warga Pasia Nan Tigo. Begitu juga dengan Kelurahan Padang Sarai, tetangga Pasia Nan Tigo yang memiliki penduduk lebih besar lagi, sekitar 15 ribuan jiwa.
“Kalau seandainya tsunami benar-benar terjadi maka sebagian besar warga Pasia Nan Tigo dan Padang Sarai akan pasrah menerima nasib tanpa bisa menyelamatkan diri karena tidak ada jalan lari,” ujarnya.
Ia menambahkan, perhatian Pemko Padang sangat minim juga terlihat dari tidak direkomendasikannya wilayah pinggir pantai untuk dibangun pengaman pantai. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pernah menawarkan pemasangan batu grip untuk pengaman pantai tetapi sayangnya Pemko Padang tidak merespon dan memberikan rekomendasi. Beruntung, ia bisa mengupayakannya melalui dana aspirasi DPRD Provinsi sebesar Rp1 miliar dan tahun ini akan diupayakan lagi sebesar Rp2 miliar. Untuk jalur evakuasi, tahun ini ada perhatian dari TNI AL yang akan membangun satu ruas jalan.
Menyampaikan tuntutan warga, belajar dari pengalaman selama ini, ia meminta Pemko Padang untuk memberi perhatian ke Kelurahan Pasia Nan Tigo, Padang Sarai dan wilayah pinggir pantai lainnya. Pemko Padang diminta untuk membangun shelter, jalur evakuasi dan sarana lainnya untuk mendukung upaya warga menyelamatkan diri.
Seperti sudah diberitakan, gempa dengan magnitude 7,8 SR mengguncang kawasan Sumatera pada pukul 19:49 Wib tadi malam. Pusat gempa di kedalaman 10 kilometer pada 4,9 LS 94.39 BT sekitar 682 km barat daya Kepulauan Mentawai. Gempa sempat menimbulkan kepanikan warga di Kota Padang sehingga menimbulkan kemacetan cukup parah di ruas-ruas jalan arah ke By Pass. (feb)