PADANG – Menghilangnya Ana Sri Fatiah (25), warga Perumahan Bumi Indah (BBI) Blok E/9 RT 01/RW12 Kelurahan Bungo Pasang, Kecamatan Koto Tangah Kota Padang dikaitkan dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Ana menghilang sejak 7 Januari 2016 lalu dengan membawa dua anaknya yang masih kecil-kecil.
Dugaan tersebut muncul karena dari keterangan suaminya, Deni Indra, Ana pernah ikut organisasi itu. Ia juga pernah pula ikut pertemuan satu kali ketika tinggal di Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman.
Namun, Lurah Bungo Pasang, Bambang A mengatakan, tidak bisa menuduh Gafatar yang membawa istri dari Deni Indra dan anaknya. Soalnya, belum ada bukti yang mengarah ke sana.
“Ya, walau, kata suaminya ia dulu pernah ikut organisasi itu dan pernah ikut pertemuan, tapi kini, dengan siapa pergi dan siapa yang membawanya semua kita tidak mengetahuinya. Suaminya saja, ketika istrinya pergi tidak diberitahunya,” katanya.
Sementara, Martha, salah seorang warga yang tinggal di depan rumah Deni Indra meganku bahwa pada Kamis 7 Januari 2016 sekitar pukul 11.00 WIB, ada orang yang menjemput Sri Ana Fatiah dengan angkot putih. “Mereka sempat menyapa saya. Sri Ana Fatiah membawa tiga tas, agak besar. Pada saat itu, saya tak menduga apa-apa, mungkin familinya. Tak lama kemudian, Angkot yang membawa Sri Ana Fatiah pergi,” ungkap Martha.
Dari kerumunan warga yang mendatangi kediaman Deni Indra, Kamis (14/1), terdengar banyak warga menduga, bahwa istri Deni Indra dibawa kelompok Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Apalagi, katanya, ia pernah ikut organisasi itu. Seperti diberitakan televisi swasta, dokter Rica Tri Handayani yang menghilang dan diduga pernah mengikuti organisasi tersebut. Tapi, kini Dokter Rica bersama anaknya yang dilaporkan hilang sejak 30 Desember 2015 telah ditemukan di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Senin (11/1) lalu. (baim)