SAWAHLUNTO – Bencana longsor yang terjadi di sejumlah daerah di Kota Sawahlunto akhir tahun 2015 serta banjir di awal Januari 2016 masih meninggalkan kerusakan. Setelah hampir empat bulan, beberapa fasilitas umum (fasum) yang rusak akibat bencana belum juga diperbaiki.
Salah satu di antaranya adalah ruas jalan Simpang Sapan – Tangsi Gunung Durian I Kecamatan Barangin. Di sana, kondisi jalan makin memprihatinkan dan tak dapat dilalui kendaraan.
Salah seorang warga Durian I, Ardianto (41) mengeluhkan belum diperbaikinya ruas jalan dekat Simpang Tangsi Gunung tersebut. Menurutnya, kerusakan sebenarnya sudah terjadi sebelum banjir terjadi. Namun, setelah banjir kerusakan makin parah.
“Sekarang ruas jalan ini tak bisa dilalui. Kalau tak cepat diperbaiki tentu akan sangat mengganggu arus lalu lintas masyarakat. Apalagi kondisi cuaca yang sering hujan lebat,” keluhnya kepada padangmedia.com, Kamis (7/4).
Terkait lambannya pelaksanaan perbaikan fasum pasca bencana itu ditepis Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sawahlunto, Azwen. Menurutnya, pelaksanaan belum dimulai karena ada beberapa tahapan serta perlunya pendampingan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) agar sesuai aturan.
Dikatakan Azwen, anggaran terkait perbaikan fasum pasca bencana sudah turun. Begitu juga dokumen-dokumen perencanaan pekerjaan sudah ada.
“Dalam waktu dekat, setidaknya minggu depan, pekerjaan akan dimulai,” sebut Azwen.
Sebelumnya, Azwen mengatakan, ada beberapa item yang mendapat kucuran dana dari BNPB, yaitu perbaikan bendungan dan irigasi di Sungai Batang Lasi Silungkang Oso dengan dana sebesar Rp369.134.500. Kemudian, perbaikan enam titik irigasi di Batang Malakutan Kolok dengan kisaran dana Rp150 juta hingga Rp165 juta.
Untuk kegiatan darurat jalan dan jembatan, akan dilakukan perbaikan di tiga ruas jalan dan dua jembatan, yaitu di Dusun Gulang-gulang menuju Karang Anyer dan Talago Gunung. Di sana, pekerjaan perbaikan jalan dan bronjong akan menelan dana sekitar Rp549.023.000. Berikutnya, ruas jalan Lumindai – Guguak Bungo akan diperbaiki dengan dana sebesar Rp471.345.400. Dilanjutkan perbaikan ruas jalan Lumindai – Guguak Balang dengan dana Rp392.787.800.
Pengerjaan sudah termasuk pemasangan bronjong atau dinding penahan tebing. Sementara, perbaikan jembatan Subangko di Kolok dan jembatan Kolok akan dikerjakan dengan dana Rp100 juta. Direncanakan, dalam pengerjaannya, selain dipasangi handrail (tangan-tangan), kedua jembatan juga akan dipasangi dinding pondasi penahan arus.
Sedangkan penanganan darurat jalan lingkungan adalah Jalan di Perumahan Mutiara Santur yang akan diberi bronjong dan turap pelapis tebing dengan dana sebesar Rp374.683.200. Kemudian, jalan di Dusun Balai Balai Muaro Kalaban dengan dana perbaikan Rp749.366.400.
Yang paling besar mendapat bantuan penanganan darurat dari BNPB adalah perbaikan drainase di Kelurahan Saringan di belakang Gudang PTBA, sebesar Rp1,714 miliar. Anggaran sebesar itu di antaranya untuk pembuatan bronjong penahan tebing dan mengisi dengan timbunan sehingga fasilitas jalan yang rusak dapat dikembalikan. (tumpak)