PADANG – Walikota Padang Mahyeldi mengeluarkan himbauan kepada warga kota untuk tidak merayakan hari “Valentine’s Day” atau apa yang disebut sebagai hari kasih sayang. Orangtua, pendidik, ninik mamak, bundo kanduang, alim ulama dan cerdik pandai serta pemuka masyarakat diharapkan berperan dalam mengingatkan anak kemenakan generasi muda untuk tidak terseret budaya yang bukan budaya Islam dan Minangkabau itu.
Himbauan Walikota Padang itu tertuang dalam surat bernomor 451/01.74/Kesra-2016 yang intinya menekankan agar tidak ada perayaan terkait hari kasih sayang tersebut. Himbauan juga ditujukan kepada seluruh pemilik atau pengelola hotel dan tempat hiburan lainnya di dalam wilayah kota Padang.
” Hari yang disebutkan sebagai hari kasih sayang atau “Valentine’s Day” ini tidak dikenal dalam budaya Islam dan tidak pula dalam budaya Minangkabau. Untuk itu, kami menghimbau kepada seluruh warga kota untuk tidak merayakannya,” kata Mahyeldi menerangkan soal himbauan tersebut, Jumat (12/2).
Ia menambahkan, dalam referensi Islam dan budaya Minangkabau yang menjadi akar budaya Sumatera Barat tidak mengenal apa yang disebut sebagai hari kasih sayang. Adat Minangkabau bersandi syarak dan syarak bersandi kitabullah (ABS SBK). Syarak yang disebutkan tersebut adalah bahwa budaya Minangkabau berlandaskan kepada Islam.
Lebih jauh ia menenggarai, apa yang disebutkan sebagai hari kasih sayang itu tidak jelas dasar dan sejarah perayaannya. Bahkan, dewasa ini, perayaan ini lebih mengarah kepada pergaulan bebas yang sangat dilarang oleh agama dan adat budaya Minangkabau. Ia bahkan menyatakan “Valentine’s Day” haram, dengan mengacu kepada alasan-alasan tersebut.
“Arahnya cenderung mendorong orang untuk permisif dan melanggar norma-norma, serta bentuk pengrusakan budaya secara sistemik dari luar dan pengrusakan budaya kepatutan. Jadi sebaiknya jangan latah dan ikut-ikutan terseret,” tegasnya. (der)