MENTAWAI – Kepala Puskesmas yang berada di setiap kecamatan termasuk petugas pelayan kesehatan jangan terlalu lama mengulur waktu untuk melakukan evaluasi dan koordinasi, baik secara global maupun secara person antar pimpinan, agar tidak terjadi kerumitan menangani masalah.
Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Mentawai Kortanius Sabeleake pada rapat koordinasi pelayanan kesehatan masyarakat di Aula Kantor Bupati, Rabu (13/3).
“Setahu saya di kecamatan banyak masalah, maka nanti akan menghadapi masalah manajemen staf, oleh karena itu jangan lama dipendam masalah harus secepatnya diselesaikan. Perlu diingat, pimpinan puskesmas adalah pengambil keputusan dalam masalah yang terjadi di lingkungan kerjanya, maka ketika ada persoalan segera diselesaikan secara internal,” kata Kortanius.
Dikatakannya, belakangan ini pegawai kesehatan terima SK sebanyak 67 orang rata-rata pertama kali ke Mentawai, tentu punya masalah sendiri terkait dengan aturan yang sudah ditentukan, minta pindah atau tidak melaksanakan tugas maka harus dipertegas.
“Saat ini kami sedang memproses pemberhentian tujuh pegawai yang tidak masuk kerja selama satu tahun lebih rata-rata 60 hari, maka setiap pimpinan puskesmas harus memberikan laporan dengan benar tanpa rekayasa, kalau ada pegawainya tidak masuk kerja sampai tahunan tidak masuk kerja tidak ada surat teguran maka Kapus akan diberi surat teguran,” tegasnya.
“Perlu diingat, anda diangkat menjadi pegawai negeri bukan karena banyaknya penganggur, tapi masyarakat butuh pelayanan kesehatan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Kortanius mengatakan, pengusulan penerimaan pegawai kesehatan di Pemkab Mentawai karena masyarakat membutuhkan pelayanan kesehatan, sehingga apabila ada oknum yang tidak melakukan tugas pelayanan kepada masyarakat, berarti tidak mau bekerja silahkan berhenti, bahkan buat surat pengunduran diri dari sekarang.
Sebagai pimpinan puskesmas, lanjut Kortanius, ada dua hal yang akan di hadapi yaitu menghadapi persoalan bersama staf serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan, maka dari itu manajemen di dalam harus kompak satu presepsi.
“Kalau kualitas pelayanan tidak bagus, konsekuensinya anda tidak mampu, maka akan menyusul eselon-eslon lainnya untuk menggantikan posisi sebagai kapus,” ucap Kortanius. (Ers)