AGAM – Usaha penangkaran burung “penyanyi” seperti murai batu lokal semakin berkembang di Lubuk Basung, Kabupaten Agam. Burung jenis murai batu lokal tersebut saat ini memiliki nilai jual tinggi.
“Jumlah penangkar burung penyanyi semakin banyak. Setidaknya saat ini sudah terdapat 6 penangkar di Lubuk Basung dan sekitarnya,” kata salah seorang pencinta burung penyanyi, Romi, kepada padangmedia.com Senin (8/8), di Lubuk Basung,
Menurutnya, modal untuk menjadi penangkar burung penyanyi, terutama jenis murai batu lokal adalah kesabaran, ketelatenan dan kemauan. Sepasang anak murai batu lokal berusia sekitar 1 pekan sampai 2 pekan bisa laku Rp5 juta. Sementara bila hanya untuk 1 ekor anak jantan, dihargai sekitar Rp3 juta.
“Anak murai batu lokal jantan memang lebih mahal dari yang betina. Pasalnya, yang lazim diikutkan dalam lomba burung berkicau adalah burung jantan,” ujarnya.
Di samping itu, usaha penangkaran burung membuka peluang kerja baru, yaitu usaha penangkaran jangkrik, pakan burung. Usaha penangkaran jangkrik juga menjanjikan, karena jumlah penangkar burung semakin hari semakin bertambah di Lubuk Basung dan sekitarnya. (fajar)
Komentar