SAWAHLUNTO – Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) hari ketiga di SMK N 1 Sawahlunto terganggu dengan adanya pemadaman aliran listrik dari PLN. Sedianya ujian pada sesi kedua dimulai pukul 10.30 WIB, Rabu (6/4), namun akibat listrik pudur, ujian molor sekitar 30 menit kemudian.
Pudurnya listrik saat ujian mata pelajaran matematika di gelombang kedua itu sempat membuat pihak sekolah kewalahan. Kepala SMKN 1 Sawahlunto, Agus Sri Haryanto mengeluhka peristiwa itu karena proses UNBK di sekolahnya sedikit terganggu dengan adanya pemadaman listrik oleh PLN.
“Kejadian ini membuat kekawatiran siswa lainnya yang akan mengikuti ujian pada sesi berikutnya,” jelas Agus kepada padangmedia.com.
Menurut Agus, sebelumnya pihak sekolah sudah berupaya mengantisipasi pemadaman listrik dengan meminta langsung kepada PLN agar tidak melakukan pemadaman selama UNBK berlangsung. Dari pihak sekolah juga telah menyiapkan satu unit generator setting (genset) berkapasitas 7800 watt. Namun, genset itu hanya mampu untuk kapasitas 1 labor komputer saja, yakni 35 unit komputer. Sementara, untuk UNBK di sekolah itu terdapat 70 unit.
Pihak PLN, katanya, tidak membei bantuan genset. Sementara, pihak sekolah tidak memiliki anggaran bila harus menyewanya. Untuk pelaksanaan UNBK yang masih berlangsung lima hari lagi, ia berharap tidak ada lagi pemadaman listrik yang bisa mengganggu proses ujian dan konsentrasi peserta ujian.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Sawahlunto, Marwan didampingi Kabid Pendidikan Menengah, Supar membenarkan adanya kendala pemadaman listrik di sekitar SMKN 1 Talawi Sawahlunto. Kondisi tersebut mengakibatkan terganggunya proses UNBK.
Untuk antisipasi selanjutnya, menurutnya, pihak sekolah akan mengusahakan mencari genset cadangan yang berkapasitas sama dengan yang ada sekarang. Kepada PLN, ia juga berharap tidak ada lagi pemadaman, minimal selama pelaksanaan UNBK.
Seain di SMKN 1 Sawahlunto, UNBK di Kota Sawahlunto juga digelar di SMA SDI Silungkang. Di SMKN 1 Sawahlunto, dengan 181 peserta, sekolah mengoperasikan 65 unit komputer. Sedangkan di SMA SDI Silungkang, sekolah mengoperasikan 15 komputer untuk 45 peserta UN. (tumpak)