Uang Rupiah Baru Mirip Uang Asing, Ini Penjelasan BI

Deputi Gubernur BI Hendar menunjukkan dan menjelaskan detail uang kertas emisi 2016 saat mensosialisasikan uang TE 2016 di Bukittinggi, Sumatera Barat, Minggu (25/12). (febry)
Deputi Gubernur BI Hendar menunjukkan dan menjelaskan detail uang kertas emisi 2016 saat mensosialisasikan uang TE 2016 di Bukittinggi, Sumatera Barat, Minggu (25/12). (febry)

BUKITTINGGI – Adanya rumor yang menyatakan bahwa uang Rupiah tahun Emisi 2016 yang baru saja diedarkan memiliki kemiripan dengan mata uang negara lain, dijawab oleh Bank Indonesia. Deputi Gubernur Bank Indonesia Hendar menegaskan mengenai bentuk fisik uang, tidak ada istilah siapa meniru siapa, tetapi lebih kepada “best practice” pengenalan warna uang sesuai nilai nominal.

“Best practice pencetakan uang dimanapun, orang selalu membedakan nominal uang dari warna. Misalkan uang Rupiah, atau mata uang negara lain, orang mengenali uang dari warnanya,” tegasnya saat mensosialisasiakan uang Rupiah Tahun Emisi 2016 di Pasar Atas Bukittinggi, Sumatera Barat, Minggu (25/12).

Dia menjelaskan, untuk uang Rupiah desain baru (TE 2016), dominasi warna dalam uang masih sama atau hampir sama dengan warna uang emisi sebelumnya. Misalnya untuk uang Rp100 ribu dengan dominasi warna merah, pada pencetakan uang TE 2016 juga masih didominasi warna merah. Begitu juga uang pecahan lainnya.

“Jadi kemiripan itu bukan siapa meniru siapa, tetapi karena memang best practice-nya seperti itu. Survei membuktikan, pengenalan paling mudah terhadap uang adalah dari warna,” ulasnya.

Seperti diketahui, saat ini telah dilkeluarkan uang Rupiah dengan desain baru TE 2016 yang diluncurkan mulai 19 Desember 2016 lalu. Untuk uang desain baru tersebut, Bank Indonesia mengeluarkan tujuh jenis uang desain baru untuk jenis uang kertas dan empat jenis uang logam. Tujuh jenis uang kertas itu adalah pecahan Rp100.000,-, Rp50.000,-, Rp20.000,-, Rp10.000,-, Rp5.000,-, Rp2.000,- dan Rp.1.000,-. Sedangkan empat jenis pecahan uang logam adalah pecahan Rp1.000,-, Rp.500,-, Rp200,- dan Rp100,-.

Hendar menegaskan, yang paling diutamakan dalam pencetakan uang adalah unsur keseragaman, unsur pengamanan dan unsur pemenuhan terhadap hak-hak disabilitas. Keseragaman dimaksudkan agar ciri-ciri mata uang Rupiah mudah dikenali.

“Unsur kedua dan yang paling penting adalah pengamanan. Dengan mengganti desain uang Rupiah secara berkala akan semakin susah untuk ditiru. Kalau desain uang terlalu lama beredar maka akan semakin mudah untuk ditiru,” urainya.

Untuk pemenuhan hak-hak disabilitas, Hendar menjelaskan, dalam lembar uang yang beredar saat ini ada “blind code” yang bisa dikenali oleh penyandang disabilitas.

“Jadi dengan blind code ini, saudara-saudara kita yang tidak bisa melihat bisa mengenali uang dengan mudah,” jelasnya.

Untuk tingkat pengamanan dalam pencetakan uang, Hendar menegaskan seluruh uang dicetak di dalam negeri. Bank Indonesia menunjuk Perum Peruri sebagai satu-satunya perusahaan yang melakukan pencetakan uang berdasarkan permintaan dari Bank Indonesia.

Dalam mencetak uang, Bank Indonesia menyediakan bahan sesuai dengan jumlah uang yang akan dicetak, tidak kurang dan tidak lebih. Perum Peruri mengembalikan hasil cetakan kepada Bank Indonesia sesuai dengan jumlah dan bahan yang diberikan.

“Jadi tidak ada kemungkinan ada pencetakan berlebih karena Perum Peruri hanya bertugas mencetak sesuai dengan pesanan dan bahan yang diberikan. Bahkan kalau ada yang gagal atau rusak saat mencetak pun, harus dilaporkan dan dalam prosesnya BI juga diawasi ketat oleh BPK,” ujarnya.

Dia menambahkan, BI melakukan pencetakan uang untuk mengganti uang yang sudah rusak dan tidak layak edar sesuai dengan kebutuhan, dalam jumlah yang cukup dan pecahan yang sesuai serta tepat waktu. Pencetakan uang untuk mengganti uang tidak layak edar merupakan tugas BI dalam menjaga agar fisik uang yang beredar di masyarakat tetap dalam kondisi fresh.

Dia meminta masyarakat untuk menjaga fisik uang Rupiah tetap dalam kondisi baik. Uang kertas hendaknya jangan dilipat, dicoret atau diremas serta di-staples agar bertahan untuk waktu yang lebih lama. (feb)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.