JAKARTA- Likuiditas perekonomian uang beredar dalam arti luas (M2) pada Pebruari 2016 tumbuh 7,2 persen secara tahunan (year on year/ yoy). Angka ini lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,7 persen (yoy).
Dari siaran pers di situs resmi Bank Indonesia, Kamis (31/3) memaparkan, berdasarkan komponennya, perlambatan M2 bersumber dari komponen M1 dan Uang Kuasi (simpanan berjangka dan tabungan, baik rupiah maupun valas, serta giro valas) yang masing-masing tumbuh 11,6 persen (yoy) dan 5,9 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan pada bulan sebelumnya, 14,0 persen (yoy) dan 6,3 persen (yoy) .
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi, perlambatan M2 terutama dipengaruhi oleh turunnya pertumbuhan kredit. Posisi kredit yang disalurkan perbankan pada akhir Pebruari 2016 tercatat sebesar Rp3.996,6 triliun atau tumbuh 8,0 persen (yoy), melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,3 persen (yoy). Perlambatan penyaluran kredit terutama terjadi pada Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI).
Suku bunga kredit mengalami penurunan, sementara pergerakan suku bunga simpanan bervariasi. Pada Pebruari 2016, suku bunga kredit tercatat sebesar 12,79 persen, turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 12,83 persen.
Sementara itu, suku bunga simpanan berjangka 1, 6, dan 12 bulan tercatat masing–masing sebesar 7,32 persen, 8,43 persen dan 8,40 persen, turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 7,51 persen, 8,50 persen dan 8,43 persen. Di sisi lain, suku bunga simpanan berjangka 3 dan 24 bulan masing – masing tercatat sebesar 7,97 persen dan 9,10 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,90 persen dan 9,06 persen. (feb/*)