Tuberculosis Masih Menjadi Masalah Kesehatan Utama di Sumbar

Seminar internasional dan talkshow solusi terhadap ancaman TB - HIV/AIDS di Sumbar, kerjasama PW Aisyiah Muhammadiah dengan Konsulat Amerika untuk Sumatera, Jumat (8/4). (febry)
Seminar internasional dan talkshow solusi terhadap ancaman TB – HIV/AIDS di Sumbar, kerjasama PW Aisyiah Muhammadiah dengan Konsulat Amerika untuk Sumatera, Jumat (8/4). (febry)

PADANG- Tuberculosis (TB) masih merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia pada umumnya dan Sumatera Barat khususnya. Prevalensi TB di Indonesia 297 per 100 ribu penduduk dengan total 730.000 kasus baru per tahun.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Rosnini Syafitri mengungkapkan hal itu dalam seminar internasional dan talkshow bertema Solusi Terhadap Ancaman TB-HIV/ AIDS di auditorium gubernuran Sumatera Barat, Jumat (8/4). Menurut Rosnini, TB merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit radioveskuler dan penyakit saluran pernafasan.

Indonesia merupakan negara pertama diantara negara-negara dengan beban TB yang tinggi di wilayah Asia Tenggara yag berhasil mencapai target Millenium Development Goal (MDG) untuk TB pada tahun 2006, yaitu 70 persen deteksi dini dan 85 persen kesembuhan. Saat ini Indonesia telah turun dari urutan ketiga menjadi urutan kelima negara dengan beban TB tertinggi di dunia.

“Sebanyak 330 ribu kasus TB per tahun mengakses layanan pengobatan TB berkualitas dengan treatment success rate diatas 90 persen. Hal ini sangat berpotensi mencegah penularan kepada paling tidak 330 ribu kali 10 kasus baru per tahun,” ungkap Rosnini.

Meski demikian, masih ada sekitar 130 ribu pasien TB yang belum bisa menjangkau layanan TB yang berkualitas dan masih berada di masyarakat dan berpotensi untuk menularkan, menjadi TB resisten obat atau meninggal.

Di Sumatera Barat sendiri, lanjutnya, prevalensi TB tidak jauh berbeda dengan nasional. Walaupun angka notifikasi kasus TB dari tahun ke tahun menunjukkan tren peningkatan, namun insiden TB BTA positif di Sumbar masih 97,56 per 100 ribu penduduk.

“Oleh sebab itu, penemuan kasus masih menjadi point penting dalam pengendalian TB,” ujarnya.

Seminar nasional dan talkshow tersebut dilaksanakan atas kerjasama Konsulat Amerika dengan Sumatera Barat melalui Pengurus Wilayah Aisyiah Muhammadiah. Wakil Konsulat Amerika untuk Sumatera Tamra Greig menjelaskan, kerjasama ini dilakukan dengan USAID untuk melakukan pencegahan dan penanganan kasus TB di Indonesia.

“Program ini adalah kerjasama dengan USAID untuk melakukan pencegahan dan penanganan TB di Indonesia,” katanya.

dr. Fitratul Illahi dari PW Aisyiah Muhammadiah menjelaskan, Aisyiah terus menggiatkan upaya pencegahan dan penanganan kasus TB melalui penyuluhan ke masyarakat yang dilakukan oleh kadernya. Dari upaya tersebut, sudah terlihat hasil yang cukup memuaskan namun gerakan ini akan terus digenjot untuk lebih optimal menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat. (feb)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *