AGAM – Sampah ternyata bisa menambah pendapatan daerah dengan cara mengolah menjadi pupuk kompos. Hasil dari penjualan produksi pupuk kompos tersebut bisa menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Demikian halnya di Kabupaten Agam, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Tengkong-tengkong, Nagari Lubuk Basung, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mampu memproduksi pupuk kompos sekitar 500 kilogram per hari.
“Pupuk kompos yang telah diproduksi ini digunakan untuk pemupukan taman kota di Lubuk Basung dalam mendukung program Agam menyemai. Bila produksi sudah banyak, maka kita akan menjual pupuk kompos tersebut dan hasil penjualan bisa menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD),” kata Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Agam, Azwir di Lubuk Basung, Rabu (20/1).
Dikatakannya, produksi pupuk kompos ini melibatkan empat anggota kebersihan, ditambah dua orang operasional excavator dan louder untuk mengangkat tumpukan sampah. ke empat anggota kebersihan ini bertugas untuk pembilahan dan penghancuran sampah yang akan digunakan untuk pupuk.
“Setelah itu, sampah tersebut disimpan di median pengomposan selama 40 hari dan ditambah biokomposter,” katanya.
Untuk mencapai itu, katanya, pihaknya membutuhkan tenaga sekitar 10 orang dengan produksi pupuk kompos sekitar satu ton per hari, karena kapasitas produksi pupuk kompos di TPST sekitar satu ton.
Ia menambahkan, TPST yang dibangun di lahan seluas 5,5 hektare ini menelan dana sebesar Rp15,9 miliar. TPST telah memiliki lokasi sanitary landfill, pengolahan limbah, pengolahan kompos, sumur pantau, gudang kompos, gudang peralatan, saluran pipa gas, saluran lindi dan sarana lainnya.
“Dana pembangunan TPST ini berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) semenjak 2013 sampai 2015 dan akan dilanjutkan pada 2016,” katanya. (fajar)