TP PKK Kerinci Belajar Olah Jahe ke Padangpanjang

padangpanjang

TP PKK Kabupaten Kerinci studi banding untuk belajar cara pengolahan jahe ke SKB Padangpanjang. (isril)
TP PKK Kabupaten Kerinci studi banding untuk belajar cara pengolahan jahe ke SKB Padangpanjang. (isril)

PADANGPANJANG- Tim Penggerak PKK Kabupaten Kerinci didampingi oleh seluruh Camat dari 16 kecamatan di Kabupaten Kerinci mengunjung Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Padangpanjang, Selasa (1/3). Kunjungan tersebut adalah untuk melakukan studi banding dan kunjungan kerja, terkait produksi olahan jahe yang dibuat di SKB Kota Padangpanjang.

ketua rombongan TP. PKK Kerinci Hj. Efrida Supril mengungkapkan, Kota Padangpanjang dan Kabupaten Kerinci memiliki topografi yang tidak jauh berbeda, karena apa yang ditanam di Kota Padangpanjang juga bisa ditanam di Kabupaten Kerinci.

“Topografinya sama karena apa yang ditanam disini juga bisa ditanam di Kerinci, namun untuk olahan minuman jahe yang dibuat di sanggar ini sangat menarik dengan rasa dan ciri khas berbeda,” ungkapnya.

Dijelaskan, kedatangan TP PKK Kabupaten Kerinci ke Kota Padangpanjang berawal dari kunjungan pribadi salah seorang anggota TP PKK Kabupaten Kerinci, Murni ke SKB Kota Padangpanjang beberapa waktu lalu. Dalam kunjungan tersebut, Murni disuguhi secangkir minuman jahe produk olahan SKB yang terasa sangat nikmat.

“Dari pengalaman itu, TP PKK Kerinci melihat penting dan menarik untuk mengetahui pemanfaatan jahe sebagai Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan bentuk pengolahannya yang ada di Padangpanjang. Atas persetujuan Ketua TP PKK Kerinci maka rombongan TP PKK melakukan kunjungan ke Padangpanjang untuk mengetahui lebih dekat lagi dan belaja mengolah jahe seperti di SKB ini,” lanjutnya.

Kepala SKB Kota Padangpanjang Sofyeni, pada kesempatan tersebut menyatakan apresiasi dan terima kasih atas kunjungan rombongan TP PK dari Kabupaten Kerinci untuk belajar tentang pengolahan jahe menjadi produk minuman segar yang menyehatkan.

”Kami akan membagikan apa yang kami tahu dari pengelolaan produk mulai dari hulu ke hilir. Kalau hanya dijual mentah harganya paling tinggi  Rp10 ribu per kilogram tapi kalau diolah menjadi sebuah produk akan memiliki nilai jual lebih tinggi,” ungkap Sofyeni.

Ia berharap, pengalaman dan pengetahuan pengolahan jahe yang dilakukan di SKB yang ia pimpin dapat bermanfaat untuk dikembangkan di Kerinci. Di SKB Padangpanjang, jahe telah diolah menjadi beberapa produk seperti  Sirup Jahe, permen jahe, kopi jahe, manisan kering dari jahe dan lain-lain. (isr)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *