Tokoh Masyarakat Sepakati Eksploitasi Sejarah dan Potensi Pariwisata Gunung Pangilun

PADANG – Gunung Pangilun bukan sekadar sebuah bukit yang terletak di tengah Kota Padang, di sini ada misteri dan legenda. Bahkan, menurut penelusuran dari beberapa komunitas pecinta budaya dan sejarah, di tempat ini juga ada situs sejarah.

“Gunung Pangilun yang kita tahu selama ini memang hanya bukit, namun di sini ada potensi pariwisata yang bisa dikembangkan. Di sini juga terdapat situs – situs sejarah dan situs legenda,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang Arfian di sela pertemuan dengan ninik mamak dan pemuka masyarakat Kelurahan Gunung Pangilun, Kamis (09/01/2020).

Menurut Arfian, pertemuan dengan ninik mamak dan pemuka masyarakat dilakukan untuk membahas rencana eksploitasi potensi pariwisata dan sejarah di gunung tersebut. Pasalnya, kawasan itu sejak dulunya secara turun temurun diakui sebagai bagian dari ulayat.

“Alhamdulillah, kita sudah duduk bersama dengan ninik mamak dan tokoh masyarakat Gunung Pangilun. Prinsipnya, masyarakat setuju bila dilakukan penelusuran lokasi dan nantinya mengeksploitasinya serta mengembangkannya,” kata Arfian.

Lebih lanjut dijelaskan, dari penelusuran para pecinta budaya dan sejarah, di Gunung Pangilun terdapat gua – gua buatan yang saling terhubung. Setidaknya, ada enam pintu gua yang ditemukan dan sudah dimasuki. Kemungkinan masih ada beberapa pintu lagi yang belum dimasuki karena kendalanya lokasi ditumbuhi semak belukar dan kendala lainnya.

“Menariknya, ada sebuah makam di puncak bukit Gunung Pangilun yang diduga kuat makam dari keturunan Sultan Banjar. Sejarah ini masih akan digali lebih jauh. Nanti kita libatkan ahli,” ujar Arfian.

Dalam kesempatan ini hadir dari Pemerintah Kota Padang yakni Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Kecamatan Padang Utara dan Kelurahan Gunung Pangilun. Hadir juga dari Balai Pelestarian Cagar Budaya di Batusangkar, unsur kepolisian dan TNI serta para ninik mamah dan pemuka masyarakat setempat.

Selaku pemuka masyarakat Gunung Pangilun, Yuliarman “Mak Itam” menyambut baik rencana pengembangan pariwisata dan eksploitasi sejarah kawasan tersebut. Dia ingin potensi yang ada dimanfaatkan untuk memberikan dampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Adanya rencana pengembangan wisata dan sejarah Gunung Pangilun, ini tentu disambut baik. Asalkan nantinya membawa dampak peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Hanya, Yuliarnan minta, pemerintah jangan sampai mengabaikan dari apa – apa yang menjadi hak masyarakat. Misalnya di tanah ulayat yang ada pandam kuburan (pemakaman keluarga atau kaum) atau tanaman produktif yang sepatutnya tidak ditebang, jangan sampai masyarakat tidak diberitahu sebelumnya.

“Saya minta pemerintah tidak memindahkan pemakaman atau menebangi tanaman produktif. Itu hak dari masyarakat,” sebutnya.(der)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.