PADANG PANJANG – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Padang Panjang menggelar workshop pengembangan pendidikan pemilih dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur, serta walikota dan wakil walikota tahun 2024, di Hotel Rang Kayo Basa, Senin (30/9).
Workshop yang diikuti kepala sekolah, guru IPS kelas 12, guru PKN kelas 12 SLTA/MA/Perguruan islam se-Kota Padang Panjang itu guna meningkatkan pemahaman dan keterlibatan pemilih muda dalam proses demokrasi khususnya dalam penyelenggaraan pemilu.
Komisioner KPU Kota Padang Panjang Divisi Parmas Sosdiklih dan SDM, Masnaidi mengatakan, workshop ini ditujukan agar tenaga pendidik dapat memberikan wawasan seputar pemilu kepada siswa yang termasuk ke dalam kategori pemilih pemula.
Dikatakan Masnaidi, jumlah pemilih pemula mencapai 10% dari daftar pemilih tetap yang berjumlah 44.332 yakni 4.330 pemilih pemula. Generasi z yang masih berada di sekolah dan kampus itu mencapai 7.548 orang. Apabila pemilih pemula dan generasi z digabung semua lebih 20%, dan semua hampir berada di lembaga pendidikan.
“Dengan itu kami menggandeng tenaga pendidik untuk membantu KPU dalam mensosialisasikan dan memberikan pendidikan politik bagi anak anak yang berada dalam lingkup ruang pendidikan,” jelasnya.
Workshop ini menghadirkan tiga dosen dari Departemen Sosiologi Universitas Negeri Padang (UNP), Dr. Reno Fernandes, M.Pd, Gusmira Wita, S.Pd.Gr, M.Pd dan Dr. Eka Vidya Putra, S.Sos, M.Si, dan Kepala Cabang Dinas (Kacabdin) Wilayah 1 Disdik Sumbar, Willia Zuwerni, S.Pd, M.Si serta Kasi Bimas Islam Kankemenag Kota Padang Panjang, Joni Nasri, S.Ag, MA.
Narasumber ini membahas secara rinci studi kasus mengenai pentingnya literasi politik bagi siswa. Kehadiran guru-guru Sosiologi dan Pendidikan Kewarganegaraan diyakini dapat meningkatkan efektivitas dalam penyebaran ilmu sehingga selaras dengan pendidikan politik yang diajarkan. Dan memaparkan tentang pentingnya keterlibatan pemilih pemula dalam pilkada dan pengembangan pendidikan politik dengan konsep moderasi beragama. (de)
Komentar