Tim PB Dusun Karoniet Ajarkan Warga Tentang Pengurangan Risiko Bencana

Tim PB Mentawai menyampaikan pendidikan Penanggulangan Risiko Bencana di ruangan TPI Km. 2 Tuapeijat, Jumat (27/10). (ers) mengatakan, kegiata

TUAPEIJAT – Mengantisipasi terjadinya bencana, masyarakat perlu mendapat pendidikan akan pentingnya mengenal bencana dalam kehidupan. Apalagi bagi masyarakat Mentawai yang masuk zona merah rawan bencana, sehingga perlu upaya mitigasi pengurangan risiko bencana di setiap wilayah desa dan pedusunan.

Ketua PB ASB Dusun Karoniet Fatijudhu Halawa saat menyampaikan informasi PRB (Penanggulangan Risiko Bencana) di ruangan TPI Km. 2 Tuapeijat, Jumat (27/10) mengatakan, kegiatan yang dilakukan tersebut guna memberikan gambaran atau informasi kepada masyarakat untuk memahami keterkaitan berbasis tata cara pengurangan risiko bencana dan bagaimana menyelamatkan korban ataupun keluarga ketika bencana datang.

“Selain itu, bahwa bencana bukanlah malapetaka, namun hidup berdampingan dengan bencana akan membawa manusia dapat memahami dan menghargai proses alam. Karena bencana tidak bisa dihindari, bahkan dihilangkan. Namun, dampak bencana dapat diminimalisir,” ujarnya.

Oleh sebab itu, kata Fatijudhu, pendidikan dan pengetahuan akan bencana hendaknya perlu diterapkan sejak dini, sehingga dalam diri seorang ataupun keluarga akan tertanam bagaimana kesigapan dan kesiapan menanggapi terjadinya bencana.

Dikatakan, tim PB sukarelawan yang dibentuk ASB di Desa Tuapeijat sebanyak 9 dusun. Masing-masing tim memiliki anggota sebanyak 35 orang. Peran tersebut yang akan diberikan kepada masyarakat dalam memberikan ilmu pengetahuan tentang pengurangan risiko bencana.

Sebagai daerah rawan bencana, perlu diterapkan budaya yang tanggap bencana agar terciptanya sinergitas antar masyarakat, baik itu secara perorangan maupun keluarga. Oleh sebab itu, penting dilakukan pendidikan pengetahuan bencana supaya masyarakatpun terbiasa menanggapi kejadian becana dan menerapkan budaya tanggap.

“Diharapkan ini menjadi perhatian kita semua bahwa pentingnya pemahaman akan pengurangan risiko bencana dan memperlakukan lingkungan sejak dini untuk menghadapi bencana,” tutupnya. (ers)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *