PADANG – Tiga kecamatan dari 11 kecamatan yang ada di Kota Padang terparah terkena dampak banjir, Selasa (22/3) kemarin. Tiga kecamatan itu, yakni Koto Tangah, Nanggalo dan Kuranji.
Camat Koto Tangah, Adlin saat rapat evaluasi pasca banjir, Selasa (23/3) malam di kediaman Walikota Padang, mengatakan bahwa 80 persen wilayah di Koto Tangah direndam banjir.
“Dari 13 kelurahan yang ada, hanya kelurahan Pulai yang tidak berdampak,” katanya pada rapat yang Walikota Padang, H. Mahyeldi Dt Marajo, Wawako Emzalmi dan kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkup Pemerintah Kota Padang.
Dalam penanganan banjir kemarin, kata Adlin, salah satu kendala adalah lurah yang seharusnya berada pada saat bencana justru menjadi korban banjir. Hal itu membuat situasi di lapangan menjadi terkendala.
Sejauh ini, katanya, hanya enam kelurahan yang didapatkan laporan sementara di mana 14.128 KK terendam banjir. Kondisi paling parah diantaranya yakni Lubuk Buaya, Padang Sarai, Batipuh Panjang dan lainnya. Sementara di Batang Kabung Ganting terdapat enam rumah yang roboh akibat derasnya banjir yang datang.
“Saat ini kita buka dapur umum di Kantor Camat. Paling kita apresiasi yakni keberadaan dapur umum di Batipuh Panjang. Dapur umum ada di setiap RW,” ungkapnya.
Camat Kuranji, Rachmadenny Dewi Putri menyebut sebanyak 300 jiwa terkena dampak banjir di daerahnya. Ratusan warga itu terdapat di tiga kelurahan yang ada. Seperti kelurahan Kuranji, Gunung Sarik, serta Sungai Sapih. Menurutnya, cukup banyak kerusakan dan kerugian akibat banjir tersebut. Seperti di Kelurahan Kuranji, badan jalan di Guo amblas. Ditaksir kerugiannya sekitar Rp 200 juta.
Selain itu, banjir juga merusakkan saluran PDAM dari Guo ke rumah-rumah warga. Pipa PDAM tertimpa badan jalan yang amblas sehingga air tak mengalir ke seluruh rumah warga di Kuranji. “Abrasi juga terjadi di tebing Sungai Guo, termasuk padi gagal panen seluas 1,5 hektar di Kuranji,” ungkapnya.
Di kelurahan Gunung Sarik juga terjadi longsor yang menimpa rumah warga. Ini terjadi persisnya di Lolo. Akibat longsor, dinding rumah rusak parah. Pohon pelindung di Lapau Manggis juga ikut tumbang akibat banjir kemarin. Puluhan rumah warga di Aia Paku, Sungai Sapih juga terendam banjir.
Di Kecamatan Nanggalo, dari enam kelurahan, hanya lima kelurahan yang terdampak banjir. Tiga di antaranya cukup parah terkena banjir, yakni Kurao Pagang, Kampuang Lapai, dan Tabiang Banda Gadang. Menurut Camat, Teddy Antonius, sebanyak 1.360 rumah terendam banjir dengan jumlah jiwa sebanyak 5.684 jiwa.
Sementara, di Kecamatan Padang Utara, Camat Editiawarman melaporkan bahwa dari tujuh kelurahan di kecamatan tersebut terdapat 39 titik pantau. Dari situ, total 690 rumah terendam banjir, utamanya di kelurahan Lolong Belanti. Kedalaman air mencapai 50 sentimeter.
“Untuk evakuasi, kita hanya melakukan satu evakuasi yakni di RT 3, Patenggangan, dimana saat ini ibu-ibu dievakuasi di salah satu mushalla di daerah tersebut,” ujarnya.
Dijelaskan Editiawarman, diperkirakan sekitar 4.000 jiwa menjadi korban banjir. Dikatakannya, pada saat banjir itu satu unit alat berat hanyut di belakang Air Tawar Timur. Alat berat yang berada di pinggir sungai akhirnya jatuh ke dalam sungai. Saat jatuh, alat berat sempat menimpa rel kereta api. “Beruntung pada saat itu juga pihak PJKA datang untuk memperbaiki,” ungkapnya.
Camat Bungus Teluk Kabung, Imral Fauzi mengatakan sesuai laporan, secara umum Bungus Teluk Kabung tidak separah di kecamatan lain. Warga tidak ada yang terdampak banjir. Karena air begitu cepat naik, cepat pula turun.
Namun begitu, dalam laporannya malam itu kepada Walikota dan Wawako, infrastruktur juga terkena banjir. Yakni di kelurahan Bungus Selatan. Jembatan pohon kelapa yang dikerjakan melalui kerja bakti TNI dihantam banjir, termasuk alat berat yang berada di atasnya. “Seluruhnya jatuh ke dalam sugai, dan crane sudah bekerja untuk mengangkatnya,” ujar Imral.
Di Kecamatan Pauh tidak terjadi banjir. Camat Pauh, Wardas Tanjung menyebut debit sungai Limau Manis dan Batang Kuranji terlihat begitu besar dari biasanya. Longsor sempat terjadi di tiga titik. Dua titik di Sungkai, Lambung Bukit, serta di Koto Tuo, Kapalo Koto. “Akan tetapi tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini,” katanya.
Di Padang Timur, Camat Ances Kurniawan mengatakan bahwa banjir tidak terjadi di daerahnya. Genangan air hanya terjadi di beberapa titik di 10 kelurahan. “Namun ada berita duka, seorang balita hanyut masuk got. Tetapi bukan karena banjir. Hingga kini jasadnya belum ditemukan,” sebutnya. (rin/humas)