
MENTAWAI – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kepulauan Mentawai melakukan gerakan tanam cabe yang dicanangkan dalam program nasional dilatarbelakangi oleh kondisi di pasaran. Program Gerakan Tanam Cabe Nasional (Gertam) itu merupakan upaya pemerintah untuk menekan inflasi. Karena, pada bulan-bulan tertentu harga cabe melonjak tajam akibat pasokan kurang dengan kondisi cuaca yang berubah. Kenaikan harga sembako itu juga sering terjadi pada kebutuhan pokok rumah tangga lainnya, bawang merah, cabe, beras dan lain-lain.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kepulauan Mentawai, Novriadi kepada padangmedia.com, Selasa (7/3) di ruangan kerjanya mengatakan, pemerintah pusat melalui Pemprov telah mengeluarkan surat edaran bagi pemerintah daerah untuk melakukan program gerakan tanam cabe. Program nasional gerakan tanam cabe itu wajib bagi seluruh kabupaten dengan menggerakan masyarakat. Pemerintah sendiri hanya memberikan fasilitas pengadaan bibitnya untuk masyarakat dalam menjalankan program nasional tersebut.
“Gerakan ini sebagai upaya dalam rangka menekan angka inflasi secara nasional, khususnya di wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai,” ucapnya
Secara Nasional, Kabupaten Kepulauan Mentawai melalui Balai Penelitian Tanaman Pangan (BPTP) Suka Rami, mendapatkan 7000 bibit cabe yang akan diberikan kepada masyarakat yang digerakan oleh Dasawisma dan PKK. Program tersebut juga sejalan dengan program dari Dinas Pertanian Mentawai yang menyasar 10 kecamatan di Mentawai.
Setiap UPT Pertanian nantinya akan membagikan benih cabe kepada masyarakat. Masing-masing keluarga akan mendapatkan bibit cabe 10 bibit yang sudah ditanam di dalam pot atau polybag. Menurutnya, pihak Dinas KPP Mentawai akan memberikan kepada masyarakat minimal 40 bibit cabe atau empat kali pembibitan sesuai dengan tahap-tahapnya, sehingga hasil cabe tersebut tersedia setiap tahun.
Selanjutnya, gerakan tanam cabai tersebut akan diawasi oleh Petugas Pelaksana Lapangan (PPL) yang berada di setiap wilayah kecamatan. Sistem penanaman tidak di lahan luas, karena tidak menjamin. Sebaliknya, penanaman sistem polybag bisa terjamin karena tingkat pengawasannya terjangkau dan bisa merawat setiap hari di pekarangan rumah. Bila ada bibit yang rusak atau bermasalah, masyarakat tinggal memanggil pihak PPL.
“Pada intinya, gerakan tanam cabe ini sasarannya untuk rumah tangga dalam memenuhi kebutuhannya,” terang Novriadi.
Gerakan tanam cabe ini sudah berjalan dalam bulan ini sesuai SE Gubernur Sumbar pada 20 Januari 2017. Sebelumnya, dari Dinas Pertanian Mentawai sendiri sudah melakukan pembibitan sebanyak 3 ribu bibit cabe dalam polybag.
Lebih lanjut, Novriadi menyebutkan, dari mulai pembibitan sampai panen, ditargetkan masak untuk panen membutuhkan waktu lebih kurang 4 bulan. Itupun bisa dilakukan 14 kali panen dalam 2 kali seminggu untuk 14 kali tanam dan akan dilanjutkan lagi pada tahap keduanya dan seterusnya. Dengan empat tahap penanaman menjamin kebutuhan cabe selama satu tahun, apalagi cabe rawit sepanjang tahun terus berbuah. Nanti juga akan diajarkan terkait cara budi daya sehingga tanam cabe bisa berjalan dengan maksimal, tutupnya. (ers)