
MENTAWAI – Menyemarakkan Hari Jadi Kabupaten Kepulauan Mentawai ke 19, daerah yang berjulukan Bumi Sikerei itu menggelar tari kreasi massal di halaman kantor bupati Mentawai, Rabu (3/10). Peserta tari kreasi setidaknya diikuti 800 orang yang tergabung dari seluruh OPD, Polres Mentawai, Kodim 0319 Mentawai, Basarnas, kecamatan, desa, pelajar dan lapisan masyarakat lain.
Pj. Sekdakab Mentawai, Martinus D menyebutkan, tari kreasi Mentawai yang sudah dilaksanakan nantinya akan dipatenkan supaya tidak dicaplok orang lain. Bahkan, direncanakan untuk dilakukan aransemen ulang warna musiknya.
Ia mengatakan, tari kerasi Mentawai sudah ada rencana untuk dibooming-kan ke luar supaya lebih dikenal orang. Tari asli kreasi Mentawai seperti halnya tari Gemu Famire, bahkan tidak tertutup kemungkinan dimasukkan ke rekor MURI, ucapnya.
Untuk ke depan, kata Martinus, tari itu akan dikemas lebih baik lagi, sehingga nanti bisa dipromosikan keluar. Masyarakat luar juga bisa mengembangkan tari kreasi Mentawai.
“Kita ingin agar tarian khas kesenian Mentawai berkesinambungan. Yang jelas sebagai usaha mempertahankan seni budaya lokal agar tidak punah dengan kesenian dari luar,” kata Martinus.
Sementara itu, pelatih kreasi Mentawai Jasniefita bersama Heru Firmanda menuturkan, merangkai gerakan tari kreasi Mentawai dilakukan selama tiga hari dengan pengiring lagunya “Teteuta Sikerei” dan “Sabau-Sabau” yang dikolaborasikan menjadi satu warna.
Gerakan dalam lagu Teteu Sikerei diambil dari aktivitas sehari-hari seorang Sikerei di Mentawai dalam melakukan ritual yang identik dengan entakan kakinya. Sementara, gerakan sabau-sabau merupakan aktivitas para remaja Mentawai dalam bercengkrama mengambil simpatik seseorang yang di sukai.
“Tari kreasi Mentawai ini merupakan ide sekdakab sekaligus musik pengiring lagunya. Tujuannya agar kesenian mentawai tidak luntur, walaupun dalam bentuk gerakan kreasi tetapi tidak menghilangkan ciri khas budaya,” kata Jasni Efita. (ers)