Tantang Lahirkan Inovasi, Kakanwil Beberkan Kunci Sukses menjadi Seorang Guru

Kunci Sukses

PASAMAN –Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Mahyudin memberikan tatantang kepada guru madrasah untuk membangun kolaborasi lahirkan inovasi.

Harapan ini disampaikan Kakanwil saat melakukan pembinaan sekaligus launching smart digital classroom dan pustaka digital di MTsN 2 Pasaman yang terletak di Taruang-Taruang Kec. Rao Jumat (31/1).

Turut hadir Ketua Dharma Wanita, Ny. Rosnimar Mahyudin, Kakan Kemenag Pasaman, Yasril beserta istri, Kepala MTsN 2 Yurnalis dan Kepala Madrasah se Kabupaten Pasaman.

“Mengimbangi perkembangan yang ada saat ini guru harus melakukan kolaborasi untuk membuat terobosan baru, melahirkan inovasi baru terutama tentang media pembelajaran. Jangan sampai siswa lebih dulu tau dari gurunya,” kata Kakanwil mengingatkan.

Selaim berinovasi, Kakanwil juga menekankan guru harus memiliki 4 kompetensi, diantaranya kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

Seiring dengan itu, Kakanwil membeberkan kunci sukses menjadi seorang guru. Pertama disiplin, seorang guru harus datang lebih awal dari siswa, tidak boleh belakangan, ini akan menjadi sikap pertama yang aka ditiru siswa.

Kesuksesan kedua, bertanggungjawab, seorang guru harus bisa menjadikan anak sesuai dengan mata pelajarannya. Guru akidah akhlak misalnya, harus bisa menjadikan anak-anak memiliki akhlak yang baik.

“Ini satu diantara alasan wali murid menyekolahkan anaknya ke madrasah. Mereka takut anaknya tidak bisa menghadapi kondisi yang ada di masyarakat saat ini. Maka kita harus bisa menjawab keinginan masyarakat dengan bertanggungjawab melaksanakan tugas” kata Mahyudin.

Ketiga, seorang guru harus punya inovasi. Madrasah harus melahirkan inovasi untuk memajukan madrasah ke depan. Seperti yang dibuat MTsN 2 saat ini, smart digital classroom dan pustaka digital yang sejalan dengan smart madrsah library.

“Untuk melengkapi pustaka digital ini, saya minta kepala madrasah membuat pojok literasi. Begitu juga guru harus membut inovasi dalam metode pembelajaran, karena saat ini siswa lebih cerdas dari gurunya, maka harus terus berinovasi,” pintanya.

Keempat, meningkatkan kompetensi. Saat ini banyak diklat-diklat online yang bisa diikuti. Berbeda sebelumnya, guru sulit mendapatkan pelatihan secara langsung karena harus hadir di lokasi pelatihan.

Kelima, guru harus melakukan kolaborasi. Guru sesama bidang studi harus berdiskusi untuk melahirkan perangkat pembelajaran yang sama. Guru bahasa Arab misalnya, kenapa sampai saat ini banyak siswa yang belum fasih berbahasa, ini harus dicarikan solusinya.

“Saya mau menantang guru bahasa arab dan bahasa inggris yang ada di madrasah bisa menjadikan anak-anak fasih berbahasa arab dan bahasa inggris. Kapan perlu buat kampung bahasa, sehingga setiap hari siswa diwajibkan menggunakan kedua bahasa ini terutama bahasa arab” harap Mahyudin.

Kunjungan Kakanwil dan Kakan Kemenag ditutup dengan melaunching smart digital classroom dan pustaka digital. (ris)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.