
PADANG – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kantor perwakilan Sumatera Barat mencatat terjadi penambahan 7.881 Single Investor Identification (SID) atau identitas tunggal investor sepanjang tahun 2020.
Kepala BEI Perwakilan Sumatera Barat Early Saputra menyebutkan, total SID dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Sumbar sampai akhir tahun 2020 adalah sebanyak 25.382.
“Total sampai akhir tahun 2020 tercatat 25.382 SID ber-KTP Sumbar. Artinya terjadi kenaikan 7.881 SID,” kata Early, Senin (11/1/2021).
Dia menyebutkan, tahun 2019 tercatat 17.501 SID ber-KTP Sumbar. Kenaikan SID tahun 2020 cukup signifikan, mencapai 45 persen lebih.
Secara nilai transaksi, Early juga mengungkapkan terjadi kenaikan cukup signifikan. Total nilai transaksi sepanjang tahun 2020 mencapai Rp8 574 triliun.
“Nilai transaksi bulanan tertinggi terjadi pada Desember sebesar Rp1,549 triliun lebih dan November hampir mencapai Rp1,236 triliun,” ungkapnya.
Early menambahkan, peningkatan jumlah SID di Sumbar sepanjang 2020 tidak terlepas dari upaya edukasi dalam rangka peningkatan literasi dan inklusi keuangan di sektor pasar saham.
“Tahun 2020, frekwensi edukasi mencapai 224 kegiatan literasi dan inklusi keuangan,” terangnya.
Dia juga menyebutkan, tahun 2020 ada penambahan 1 galeri investasi (GI) BEI yaitu GI Universitas Taman Siswa. Sehingga total telah ada 11 GI BEI di Sumbar sampai tahun 2020.
Selain penambahan GI, Early juga mengungkapkan peningkatan SID dan frekwensi serta nilai transaksi di pasar saham juga tidak terlepas dari peran aktif semua pihak termasuk publikasi media massa.
Sementara itu, secara nasional juga terjadi peningkatan cukup signifikan di sektor pasar modal, di tengah tekanan wabah pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir sepanjang tahun 2020.
Posisi Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat terpuruk ke level 3.900 pada Maret 2020, berhasil rebound dan menutup tahun 2020 dengan posisi IHSG 5.979,07 pada 30 Desember 2020.
Kondisi itu memicu optimisme bahwa tahun 2021 akan terjadi tren positif di pasar saham. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bahkan optimistis mengenai peluang kebangkitan pasar modal di tahun 2021.
Membuka secara resmi perdagangan perdana tahun 2021, Senin pekan lalu (4/1/2021), Airlangga yakin, ketidakpastian pasar modal akibat pandemi selama 2020 akan berakhir. Tingkat kepercayaan pelaku pasar akan pulih sehingga IHSG akan terkerek hingga kisaran 6.800-7.000 pada akhir Desember 2021 nanti.
“Optimisme terlihat di pasar modal sejalan dengan penurunan risiko ketidakpastian di pasar keuangan global dan IHSG diprediksi bisa mencapai 6.800 atau 7.000 di akhir Desember 2021”, ujar Airlangga Hartarto.
Sementara itu, di kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisiones OJK Wimboh Santoso mengatakan, tren positif pasar modal tahun 2021 merupakan kelanjutan kinerja positif sepanjang 2020. Meski tekanan yang ditimbulkan oleh Pandemi Covid-19 sangat kuat.
“Setelah mencapai titik terendah yang ditandai dengan penurunan IHSG hingga level 3.900 pada Maret 2020, pasar saham Indonesia berhasil rebound dan menutup tahun 2020 dengan posisi IHSG 5.979,07 pada 30 Desember,” kata Wimboh.
Tekanan akibat Pandemi Covid-19 tak menghalangi Pasar Modal Indonesia mencatat sejumlah milestone penting. Sepanjang 2020, rata-rata investor aktif per hari mencapai 95 ribu per hari atau meningkat 75 persen dari tahun 2019 yakni 55 ribu per hari. Diikuti dengan jumlah investor aktif ritel per hari yang meningkat empat kali lipat dibanding tahun 2019.
Seiring dengan itu, jumlah total investor berdasarkan jumlah Single Investor Identification (SID) saham, reksadana, dan obligasi juga meningkat hingga 56 persen menjadi 3,88 juta investor. Dari jumlah tersebut, investor dengan usia di bawah 30 tahun mendominasi dengan porsi 54,79 persen dari total investor di pasar modal.
Sepanjang 2020 terdapat 51 Perusahaan Tercatat baru yang mencatatkan saham di BEI dengan nilai fund raising mencapai Rp118,7 triliun. Dengan demikian, total perusahaan tercatat di BEI sampai akhir 2020 sebanyak 713 emiten.
Pasar saham 2020 juga mencatat rekor frekuensi transaksi harian tertinggi pada 22 Desember yang mencapai 1,69 juta transaksi dengan rata-rata nilai transaksi di tahun 2020 mencapai Rp9,21 triliun per hari. (Febry)
Komentar