Tahun 2018, Pertumbuhan Ekonomi Sumbar Melambat

PADANG – Ekonomi Sumatera Barat tahun 2018 secara keseluruhan tumbuh sebesar 5,14 persen atau sedikit melambat dari tahun 2017 yang mampu tumbuh sebesar 5,29 persen. Perlambatan pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat bersumber dari berlanjutnya tren penurunan pertumbuhan investasi dan kontraksi ekspor yang cukup dalam.

Hal itu diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia wilayah Sumatera Barat Wahyu Purnama dalam diskusi Diseminasi Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Barat, Kamis (11/4/2019). Menurut Wahyu. pertumbuhan investasi melandai pada angka 3,29 persen (year on year/ yoy), sementara ekspor tumbuh negatif sampai dengan -14,05 persen (yoy).

“Penurunan investasi terutama karena perlambatan pertumbuhan investasi swasta, tercermin dari kontraksi kredit investasi yang menyentuh angka pertumbuhan -15,5 persen (yoy),” ungkap Wahyu.

Sementara itu, kombinasi faktor internal dan eksternal memengaruhi kinerja ekspor Sumatera Barat yang masih bergantung pada dua komoditas primer yaitu minyak kelapa sawit dan karet alam. Dari sisi internal, kondisi ini disebabkan oleh produktivitas tanaman kelapa sawit yang rendah sejalan dengan umur tanaman yang sudah tua dan dimulainya program replanting. Di samping itu, permintaan global yang masih rendah menurunkan minat petani untuk meningkatkan produksi buah kelapa sawit dan karet alam.

Selain itu, banyaknya restriksi perdagangan internasional, seperti kampanye negatif produk CPO di Eropa serta penerapan pajak impor CPO sampai dengan 44 persen oleh India semakin menyulitkan ekspor untuk tumbuh lebih tinggi. Kemudian, perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang berlarut-larut juga menyebabkan menurunnya permintaan dari negara-negara tujuan ekspor.

“Ini tercermin dari direvisinya prakiraan World Trade Volume (WTV) oleh WTO dari 4,8 persen (yoy) menjadi 4,2 persen (yoy),” lanjutnya.

Wahyu menegaskan, melambatnya pertumbuhan ekonomi tersebut harus disikapi bijak oleh pemangku kebijakan, terutama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat. Seluruh pihak harus didorong untuk mengidentifikasi dan merumuskan strategi dalam mencari dan memperkuat sumber ekonomi baru yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di masa mendatang, salah satu yang paling potensial ialah sektor pariwisata.

“Sektor ini diproyeksikan dapat mengubah tren perlambatan pertumbuhan ekonomi yang tengah terjadi apabila dikerjakan dengan serius,” tegasnya.

Diskusi yang merupakan Diseminasi Kajian Ekonomi Regional Sumatera Barat tahun 2018 itu mengangkat tema Strategi Penguatan Sektor Pariwisata sebagai Sumber Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Barat. Diskusi menghadirkan Anang Sutono dari Kementerian Pariwisata RI, dibuka oleh Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, mengupas lebih dalam strategi dalam rangka mendorong pariwisata sebagai potensi sumber ekonomi masa depan Sumatera Barat. (fdc)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.