BANTEN – Banjir melanda wilayah Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang, Banten sejak Kamis (9/2) dinihari. Sedikitnya 14 kecamatan di Lebak dan 13 kecamatan di Pandeglang terendam banjir akibat luapan Sungai Ciliman dan beberapa anak sungai.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, banjir melanda 14 kecamatan di Kabupaten Lebak sejak Kamis dinihari, akibat meluapnya Sungai Ciliman dan beberapa anak sungai antara lain Sungai Cisimeut, Sungai Cimadur dan Cibinuangeun di wilayah Lebak Selatan.
“Banjir kali ini termasuk besar di Kabupaten Lebak karena dari 28 kecamatan yang ada, 14 kecamatan mengalami banjir,” kata Sutopo, Sabtu (11/2).
14 kecamatan yang mengalami banjir adalah Kecamatan Banjarsari, Gunungkencana, Cijaku, Leuwidamar, Wanasalam, Bayah, Cigenblong, Lebakgedong, Cirinten, Cihara, Malingping, Kalanganyar, Cimarga, dan Sobang. Sebanyak 1.561 rumah terendam banjir.
Daerah yang paling parah terendam banjir adalah Kecamatan Banjarsari 444 rumah, Leuwidamar 526 rumah, dan Cijaku 227 rumah. Empat desa di Kecamatan Leuwidamar yang paling parah dan merata terkena banjir adalah Lebak Parahiang, Leuwidamar, Nayagati, Sangkanwangi, dan Wantisari dengan ketinggian air 1-2 meter. Banjir di kecamatan Leuwidamar adalah akibat luapan Sungai Cisimeut.
“Kegiatan belajar-mengajar SMPN 1 Lewidamar dihentikan karena air masuk ke lingkungan sekolah hingga ketinggian setengah meter dan terus meningkat. Aktifitas sosial warga juga lumpuh,” terangnya.
Dalam waktu yang hampir bersamaan, banjir juga melanda 13 kecamatan di Kabupaten Pandeglang sejak Kamis (9/2). pukul 08.00 Wib. Hingga saat ini banjir masih merendam banyak tempat. 13 kecamatan yang mengalami banjir adalah Kecamatan Munjul, Panimbang, Sobang, Cikeusik, Angsana, Sindangresmi, Sukaresmi, Pagelaran, Patia, Picung, Saketi, Labuan, dan Carita.
Data sementara dari BPBD Pandeglang sebanyak 3.671 rumah terendam banjir dengan jumlah penduduk terdampak sebanyak 9.611 jiwa atau 3.671 KK. Selain itu juga merendam ribuan hektar lahan pertanian. Diperkirakan jumlah rumah dan lahan pertanian yang terendam banjir lebih besar karena pendataan masih dilakukan BPBD.
“Banjir di Kecamatan Sobang menyebabkan 9.617 jiwa atau 2.867 KK terdampak dengan tinggi banjir mencapai 50 – 200 centimeter. Tiga rumah roboh terkena banjir dan longsor dan 280 jiwa mengungsi di Kantor Desa Teluk Lada dan masjid,” ujarnya.
Tim Reaksi Cepat BNPB terus mendampingi BPBD untuk melakukan penanganan banjir. BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, PMI, Tagana, SKPD, relawan dan masyarakat melakukan penanganan banjir. Banjir yang terus berulang ini harus dapat dilakukan upaya pencegahannya. (feb/*)