Sumbar Bersiap Kelola Ekonomi Lebaran

PADANG – Lebaran Idul Fitri 1436 H tinggal hitungan hari lagi. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, situasi lebaran  merupakan puncaknya perputaran uang.

Di berbagai daerah di Sumatera Barat, ribuan perantau pulang kampung dan puluhan ribu bahkan jutaan orang yang memadati objek-objek wisata. Sejalan dengan itu, kebutuhan barang dan jasa melonjak tajam. Bila tidak dipersiapkan pengelolaannya, momen lebaran justru akan menebar  kerawanan-kerawanan sosial, seperti keamanan bertransportasi, makanan, keamanan lingkungan dan lain-lain.

Untuk membahas persiapan Sumatera Barat menghadapi lebaran tersebut, Forum Editor Sumatera Barat mengadakan dialog dengan nara sumber dari berbagai bidang. Dialog Forum Editor bertajuk ‘Mengelola Ekonomi Lebaran’ tersebut dilangsungkan, Senin  (13/7) siang di ruang pertemuan BI Perwakilan Sumbar.

Dialog Forum Editor dihadiri Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, Kapolda Sumbar, Bambang Sri Herwanto, Kepala BI Perwakilan Sumbar, Puji Atmoko, Kadishub Sumbar, Ketua YLKI Sumbar, Dahnil Aswad, perwakilan Apindo, Pertamina, Garuda Indonesia, Pemko Bukittinggi, pengusaha lokal dan lain-lain.

Gubernur pada kesempatan tersebut mengatakan, Pemprov Sumbar bersama pihak terkait telah mengadakan berbagai persiapan menghadapi lebaran tahun ini. Seperti dari sisi keamanan, pihak kepolisian telah mengadakan apel siaga Operasi Ketupat. Sementara, dari sisi keamanan jalan, diakui gubernur kemacetan merupakan hal tak terhindarkan. Namun, macet diupayakan tak terlalu parah. Jalur alternatif ke Bukittinggi juga sudah bisa dilalui. Di titik-titik rawan longsor sudah disiapkan eskavator untuk mengantisipasi kejadian tak diinginkan.

Sementara, dari kesiapan pangan, Pemprov Sumbar bersama stake holders sudah mengantisipasi. Bahkan, gula dan cabe yang sempat melonjak harganya, saat ini sudah tak masalah. Stok dua bahan pokok tersebut bisa dikatakan cukup. Naiknya harga barang pada saat lebaran pun diperkirakan tak akan mempengaruhi laju inflasi. Karena, Sumbar telah mengalami deflasi di bulan-bulan sebelumnya.

Menurut ekonom Universitas Andalas, Prof Elfindri, perantau adalah peluang besar yang patut dikelola dengan baik. Pemprov harus bisa menggalang potensi tersebut, sementara soal teknis serahkan saja kepada para pelaku usaha.

Sementara itu, seorang pedagang cabe partai besar di Pasar Raya Padang, In dalam forum tersebut mengaku permintaan cabe yang meningkat. Saat ini, dalam sehari, pedagang besar harus menyediakan stok cabai sekitar 25 ton sehari. 70 persen berasal dari Pulau Jawa.

Begitu juga dengan gula. Salah seorang distributor gula di Padang, Meme mengaku harus menambah 23 kontainer dan saat ini menunggu dibongkar di Teluk Bayur. (rin)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *