Sukses Etape 2 TdS 2019 Pasaman Terus Kembangkan Pariwisata

PASAMAN—Pelaksanaan event olahraga berstandar intenasional yakni Tour de Singkarak (TdS) 2019 sukses dilaksanakan di Kabupaten Pasaman. Sebagai tuan rumah star di etape 2, TdS kali ini merupakan kesuksesan ke-7 kalinya Pasaman mengikuti ajang Internasional ini. Tidak sedikit usaha yang dilakukan pemerintah melalui Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Pasaman.
Sebagai daerah yang penuh dengan objek wisata, pagelaran TdS ini sangat menguntungkan Pasaman. Secara tidak langsung, Pasaman dikenalkan ke mancanegara. “Secara tidak langsung kita mengenalkan inilah Pasaman, daerah kelahiran Pahlawan Nasional Tuanku Imam Bonjol dan pahlawan lainnya seperti Tuanku Rao dan tokoh-tokoh pejuang lokal,” kata Bupati Pasaman, Yusuf Lubis didampingi Kepala Disporapar Pasaman, Linggoman.
Tidak itu saja ternyata misi keikutsertaan Pasaman dalam ivent TdS. Di balik layar, keikutsertaan Pasaman ternyata membuka pintu sebesar-besarnya bagi para investor. Terutama investor yang ingin mengembangkan pariwisata.
“Ini sebenarnya misi paling penting yang kita harapkan terwujud dengan berpartisipasi di dalam TdS,” lanjut Linggoman.
Diakui Linggoman, secara teknis, TdS sebelum digelar, daerah yang ikut berpartisipasi bakal disurvei oleh panitia. Di balik panitia ini, selalu ada investor yang membayang-bayangi. “Biasanya tim survei ini, bergandengan jalannya dengan para investor. Bila mereka suka dan melihat peluang di Pasaman, mereka tidak segan-segan untuk bernegosiasi dengan pemerintah,” jelas Linggoman.
Bahkan, negosiasi oleh calon-calon investor ini sudah sering dilakukan. Hanya saja, selalu terkendala lahan. “Kita buka-bukaan saja, lahan adalah momok yang selalu menjadi masalah paling depan dan kemudian mental masyarakat. Bukan luas lahan, namun status kepemilikan lahan yang kerap jadi masalah. Kita ditantang untuk menaklukkan masalah yang satu ini. Otak kita sempat buntu, namun berkat koordinasi yang bagus, kita diberi solusi, caranya yaitu melalui Perda pariwisata,” tegas Linggoman didampingi Kabidnya, Ahmad Bukhari.
Diakui Ahmad Bukhari, Kabupaten Pasaman cukup tertinggal masalah pariwisata. Bukan tidak punya objeknya, melainkan belum terkelola dengan baik. Padahal, Pasaman sangat berpotensi dalam hal pengembangan pariwisata. Buktinya, bila ingin berwisata sejarah, ada museum Tuanku Imam Bonjol, Benteng Tuanku Imam Bonjol, dan beberapa lokasi peninggalan sejarah lainnya.
Pilihan wisata lain juga ada, seperti arung jeram di Bonjol, pemandian air panas di Rimba Panti, dan tak kalah ada lokasi wisata alam yang masih perawan, namun belum dikembangkan.
“Untuk bergerak maju dalam pengembangan wisata ini, pihak dinas bakal membentuk Perda. Saat ini, sudah kami usulkan di bagian pemerintahan untuk disahkan 2020 bersama anggota dewan. Mudah-mudahan lancar,” lajut Ahmad Bukhari.
Tidak saja Perda yang menjadi dasar langkah pariwisata Pasaman, sejumlah inovasi juga disiapkan. Seperti pembentukan kelompok atau komunitas masyarakat melek wisata, hingga melatih mental kelompok-kelompok wisata ini.
“Kali ini, kami optimis, tindakan nyata pengembangan wisata terwujud, dimulai dari Perda yang mudah-mudahan Februari 2020 rampung,” tukas Ahmad Bukhari. (riki) (webtorial disporapar kabupaten pasaman)
print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *