PADANG- Masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan terhadap gerakan-gerakan radikal dan terorisme yang mengatasnamakan agama, jihad dan khilafah Islamiyyah untuk kepentingan tertentu. Kewaspadaan itu perlu ditingkatkan untuk menangkal berkembangnya paham-paham yang mengarah kepada terorisme di Indonesia.
Himbauan itu disampaikan Staf Ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Abdurrahman Ayyub dalam Tablgih Akbar Menangkal Terorisme yang digelar di Masjid Raya Sumatera Barat, Sabtu (20/2). Menurut Abdurrahman, masyarakat hendaknya memiliki pemahaman yang benar terhadap agama sehingga tidak terjebak atau terseret ke dalam kelompok- kelompok tertentu yang berpaham radikal dan terorisme.
“Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan mengingat aksi teror yang semakin marak dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu. Hendaknya masyarakat memiliki pemahaman agama dengan benar sehingga tidak terseret atau terjebak,” ingatnya.
Masyarakat perlu mewaspadai kelompok-kelompok yang menggelar pertemuan berkedok pengajian yang dilakukan secara tertutup atau sembunyi – sembunyi dan orang – orang yang mengkafirkan orang lain di luar kelompoknya. Ini merupakan ciri – ciri yang perlu diwaspadai karena bisa jadi adalah kelompok – kelompok yang terlibat dalam gerakan teroris.
Ia menilai, tindakan terorisme yang dilakukan oleh kelompok – kelompok radikal tersebut adalah bentuk ketidakpuasan terhadap negara atau pemimpin. Ketidakpuasan tersebut ditunjukkan dengan aksi yang membahayakan jiwa orang lain dan mengancam keamanan, juga melalui cara menghasut orang lain dengan mengatasnamakan jihad.
“Aksi teror sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang Rahmatan Lil ‘alamiin, Rahmat bagi seluruh alam,” lanjutnya.
Ia menyebutkan belakangan ini semakin marak kelompok-kelompok yang menyatakan diri mereka sebagai pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia seperti kelompok Santoso di Poso. Kemudian salah contoh lagi, Ahmad Abdurrahman yang mengaku menjadi ahli ilmu dari ISIS, Dokter Amir Mahmud juru bicara ISIS dan Jef yang pernah menyatakan seorang pengerak ISIS di negara ini.
Hal itu menurut Abdurrahman diperkirakan memang ada di Indonesia akan tetapi saat ini mereka belum memiliki kesatuan. Hal itu karena ditenggarai masing-masing mereka saling mengklaim sebagai pemimpin. Masyarakat hendaknya mewaspadai hal tersebut dan meningkatkan pengetahuan tentang agama agar terhindar atau tidak termakan hasutan kelompok-kelompok tersebut. (baim).