Soal Gempa, DPRD Ingatkan Masyarakat Pedomani Panduan Simulasi

Penunjuk arah jalur evakuasi
Penunjuk arah jalur evakuasi

PADANG- Gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter (SR) yang mengguncang,Rabu(2/3) malam kemarin, hendaknya menjadi perhatian bagi warga untuk mempedomani panduan simulasi bencana tsunami yang telah diberikan. Masyarakat hendaknya jangan sekedar berlari mengejar zona hijau dan ketinggian.

Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Padang Iswandi Muchtar mengingatkan, berduyun-duyun menuju suatu tempat ketinggian dengan kondisi kemacetan akan menjadikan kepanikan dan juga berisiko kecelakaan. Harusnya masyarakat dapat memanfaatkan shelter terdekat.

“Yang luput dari perhatian masyarakat adalah bahwa bangunan-bangunan yang telah didesain layaknya shelter seperti kantor gubernur, Masjid Raya Sumbar dan gedung tinggi lainnya bisa dituju, tidak usah berduyun-duyun seperti yang terjadi alam tadi,” katanya.

Kemacetan yang terjadi, kata Iswandi, diakibatkan masyarakat masiah menggunakan kendaraan saat mengungsi, sehingga semakin memicu kepanikan. Pemerintah telah melakukan sosialisasi melalui simulasi bagaimana cara mengungsi ketika terjadi bencana gempa berpotensi tsunami yang diantaranya tidak dengan menggunakan kendaraan ketika mengungsi.

“Kenyataanya masyarakat banyak yang menggunakan kendaraan sehingga memicu kemacetan sehingga menambah kepaikan. Bahayanya, jika benar terjadi tsunami, dalam situasi macet tersebut akan menimbulkan korban jiwa lebih banyak. Yang ada bukan menyelamatkan diri tetapi justru terjebak dan menjadi korban,” ujarnya.

Anggota Komisi IV DPRD Kota Padang lainnya, Muharlion melihat kinerja Kelompok Siaga Bencana (KSB) masih kurang maksimal dalam melindungi masyarakat yang tengah dilanda kepanikan. Namun dimaklumi, walaupun telah ada simulasi, tingkat kepanikan dan ketakutan setiap orang akan sama ketika ancaman datang.

Ia juga memaklumi, kepanikan yang terjadi semalam (saat gempa, red) timbul akibat trauma masa lalu. Untuk itu perlu ditingkatkan lagi upaya pemulihan traumatik masyarakat sehingga masyarakat lebih siap menghadapi bencana. (baim).

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *