PADANG – Seiring raungan sirine tsunami, ratusan murid Sekolah Dasar (SD) di Padang berhamburan. Beruntung, tak jauh dari sekolah mereka, ada sebuah masjid yang bisa difungsikan sebagai shelter. Para guru dan beberapa orang relawan memandu bocah-bocah tersebut menuju masjid secara teratur.
Kondisi itu merupakan bagian dari simulasi gempa dan tsunami yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, Sumatera Barat, Rabu (26/4). Simulasi digelar di SDN 45 Pasir Putih, Tabing Kecamatan Koto Tangah, Padang.
Skenario simulasi, menurut Ketua Kelompok Siaga Bencana (KSB) Kelurahan Bungopasang, Koto Tangah, Juhardio Anse (Mas Dio) dimulai dari terjadinya gempa dengan kekuatan 8,8 Skala Richter (SR). Beberapa saat setelah gempa, sirine tsunami berbunyi diikuti pengumuman dari pihak BPBD bahwa gempa berpotensi tsunami dan meminta masyarakat yang tinggal di pinggir pantai untuk mengevakuasi diri.
“Ketika terjadi gempa, seluruh siswa dikumpulkan di halaman sekolah, untuk menghindari diri dari kemungkinan runtuhnya bangunan. Setelah itu berbunyi sirine dan pengumuman untuk mengevakuasi karena gempa berpotensi tsunami,” terangnya terkait simulasi tersebut.
Dengan dipandu para guru dan relawan, murid-murid SD tersebut diarahkan untuk menuju shelter yang berada di Masjid Darussalam, tak jauh dari sekolah. Mereka dipandu dengan baik sehingga berlari dengan teratur menuju shelter.
“Selama simulasi, murid-murid secara bersama diminta untuk melantunkan Asmaul Husna, sehingga mereka tidak panik dan selalu mengingat kekuasaan Yang Maha Kuasa,” tuturnya.
Mas Dio menerangkan, simulasi tersebut merupakan rangkaian dari Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional yang digelar serentak di seluruh Indonesia hari ini. Dengan membiasakan masyarakat melalui simulasi, diharapkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi berbagai bencana terutama gempa dan tsunami akan semakin baik.
“Dengan demikian, dampak yang ditimbulkan oleh bencana gempa dan tsunami bisa diminimalisir terutama korban jiwa,” tandasnya. (feb)
Komentar