Simulasi Tidak Efektif, DPRD Padang Akan panggil BPBD-PK

Gedung DPRD Kota Padang
Gedung DPRD Kota Padang

PADANG- Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Padang berencana akan memanggil Badan Penanggulangan Bencana Daerah-Pemadam Kebakaran (BPBD PK) Kota Padang terkait penanganan bencana pasca gempa lalu. Implementasi latihan-latihan yang dilakukan selama ini dirasakan belum sempurna sehingga perlu dievaluasi.

Ketua Komisi IV DPRD Kota Padang Surya Jufri Bitel, Senin (7/3) menyampaikan rencana pemanggilan BPBD-PK tersebut. Menurutnya, upaya mitigasi bencana gempa mulai dari teknis sampai simulasi yang dilakukan selama ini perlu dievaluasi.

“Kami tidak menilai kegiatan itu gagal namun implementasi dari pelatihan tersebut belum sempurna. Maka dari itu DPRD ingin meminta keterangan dari BPBD-PK dan pemanggilan akan dilakukan secepatnya,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Padang Iswandi menilai bahwa pemanggilan pada instansi terkait harus dibicarakan terlebih dahulu. Jika nanti sudah dibicarakan dalam rapat komisi, kalau memang perlu dipanggil maka DPRD akan melakukan pemanggilan.

Iswandi menyayangkan pernyataan dari Kelompok Siaga Bencana (KSB) Padang yang menuding DPRD tidak menyediakan anggaran untuk mitigasi bencana. DPRD telah melakukan diskusi dengan mitra kerja dan selalu memprioritaskan anggaran yang urgen terutama masalah kebencanaan. Ia berharap, ke depan, penanganan bencana di Kota Padang bisa lebih baik lagi. Bahkan masyarakat bisa memiliki kesadaran dan pengetahuan yang baik terhadap bencana.

“Jangan menyalahkan DPRD yang dianggap tidak mengalokasikan anggaran, sehingga mitigasi bencana hanya bisa sekali dalam setahun dilakukan,” tegasnya.

Salah seorang warga Kampung Pondok Kecamatan Padang Selatan dikonfirmasi terpisah menilai pelaksanaan simulasi tidak perlu sering dilakukan. Justru, yang perlu dilakukan adalah sosialisasi langsung oleh BPBD-PK kepada masyarakat melalui relawan kebencanaan. Pelaksanaan simulasi yang terlalu sering hanya akan menyedot anggaran daerah lebih besar.

Sosialisasi dimaksud adalah bagaimana masyarakat mengetahui kemana harus menyelamatkan diri ketika bencana terjadi. Kondisi pada saat bencana, masyarakat akan menyelamatkan diri masing-masing tanpa bisa dikomando. Namun jika sudah tahu arah shelter atau tempat menyelamatkan diri terdekat, mereka akan langsung menuju lokasi yang telah disediakan. (baim)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *