Siaga Bencana Untuk Minimalisir Kerugian dan Korban Jiwa

Dr. H. Alirman Sori menjadi pemateri dalam pembekalan relawan KSB Mitra Utama Banuaran, Minggu (17/3/2019). (ist)

PADANG – Masyarakat di Sumatera Barat harus meningkatkan kesiagaan menghadapi bencana alam. Berada di daerah rawan bencana, kesiapsiagaan harus terus dipupuk untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan, baik kerugian materi, terutama sekali korban jiwa.

Hal itu ditegaskan Pengurus pusat Palang Merah Indonesia (PMI) Dr. H. Alirman Sori saat memberikan pembekalan kepada Kelompok Siaga Bencana (KSB) Banuaran Nan XX Kecamatan Lubuk Begalung, Minggu (17/3/2019). Dengan meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap kebencanaan, maka dampak akibat bencana bisa diminimalisir.

“Sumbar berada pada zona rawan bencana, jadi perlu peningkatan pemahaman untuk kesiagaan. Siaga bencana ini sangat penting untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan,” kata Alirman Sori.

Dalam kegiatan pembekalan yang diadakan di Masjid Al-Quwait itu, Alirman Sori mengingatkan, KSB sebagai relawan kebencanaan harus aktif memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Terlibat dalam kelompok siaga bencana merupakan tugas mulia untuk menyelamatkan manusia dari dampak buruk bencana alam.

Pembekalan relawan KSB Banuaran Nan XX Lubuk Begalung dilakukan seiring pengukuhannya yang dilaksanakan sebelumnya. Alirman Sori menambahkan, relawan KSB mengusung misi kemanusiaan yang sangat bermanfaat membantu masyarakat.

“Ini tugas kemanusiaan yang sangat mulia, tidak saja beraksi ketika terjadi bencana. Tugas sesungguhnya bagi pegiat kebencanaan adalah sosialisasi sebagai langkah mitigasi,” ujarnya.

Dengan meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap kebencanaan, maka tingkat kepanikan ketika terjadi bencana alam dapat ditekan. Menurutnya, kepanikan ketika terjadi bencana merupakan salah satu faktor yang membuat jumlah korban menjadi lebih banyak.

Alirman Sori mengapresiasi langkah KSB Banuaran Nan XX yang akan menjadikan masjid sebagai basis siaga bencana. Dengan berbasis masjid, sosialisasi kebencanaan akan berlangsung lebih efektif.

Dalam pembelakan relawan KSB Banuaran Nan XX tersebut, bersama Alirman Sori juga hadir instruktur kebencanaan dari PMI Sumatera Barat, Antoni dan praktisi kebencanaan, Juhardio Anse. Pembekalan tersebut juga menekankan kepada pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) saat menghadapi bencana.

Praktisi Kebencanaan, Juhardio Anse menekankan, penanganan kebencanaan secara garis besar meliputi tiga unsur yaitu mitigasi, evakuasi dan rekonstruksi. Dari tiga hal tersebut, paling penting adalah mitigasi atau upaya mempersiapkan kesiagaan masyarakat menghadapi bencana alam.

“Pertama sekali adalah mempersiapkan masyarakat secara fisik dan mental, ini yang disebut dengan mitigasi. Masyarakat siap, risiko bisa diminimalisir. Ketika terjadi bencana, masyarakat mampu melakukan evakuasi secara mandiri tanpa kepanikan,” ujarnya.

KSB Mitra Utama Banuaran terbentuk berkat tingginya perhatian masyarakat setempat terhadap kebencanaan. Kelompok ini diketuai oleh Saribulih, tokoh masyarakat setempat. (fdc/*)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.