PADANG – Pergerakan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulanan Sumatera Barat pada September 2018 tercatat mencapai deflasi sebesar 0,30 persen (month to month/mtm). Dengan demikian, selama dua bulan berturut-turut sejak Agustus, Sumatera Barat mengalami deflasi di level moderat.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia wilayah Sumatera Barat Endy Dwi Tjahjono menyebutkan, deflasi September sedikit lebih rendah dari Agustus yang mencatatkan deflasi sebesar 0,37 persen (mtm).
“Selama dua bulan berturut-turut, Agustus sampai September, IHK Sumatera Barat mengalami deflasi di level moderat,” terangnya, Rabu (3/10).
Secara spasial, lanjutnya, laju perkembangan harga di Sumatera Barat terbentuk dari dua kota sampel inflasi yaitu Kota Padang dan Kota Bukittinggi. Sementara Kota Padang mengalami deflasi sebesar 0,35 persen (mtm), Kota Bukittinggi justru mengalami inflasi sebesar 0,10 persen (mtm). Laju deflasi Sumatera Barat pada September 2018 terpantau lebih dalam dibanding laju deflasi nasional yang mencapai 0,18 persen (mtm).
Endy menyebutkan, secara tahunan, perkembangan IHK di Sumatera Barat masih mencatat inflasi sebesar 2,69 persen (year on year/yoy). Laju inflasi itu masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang mencapat 2,88 persen (yoy). Sementara secara tahun berjalan (year to date/ytd), inflasi Sumatera Barat dari Januari hingga September 2018 tercatat sebesar 1,31 persen (ytd).
“Masih berada di bawah laju inflasi nasional sebesar 1,94 persen (ytd),” ujar Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Barat ini.
Dengan realisasi deflasi bulanan tersebut, menurut Endy, Sumatera Barat tercatat sebagai provinsi dengan peringkat deflasi terdalam ke-5 di Sumatera dan ke-15 dari 30 provinsi yang mengalami deflasi secara nasional. Menurunnya harga pada kelompok bahan pangan strategis menjadi penyumbang utama deflasi IHK. (fdc)
