NTT- Penanganan darurat dampak gempa bumi 6,2 SR di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur terus dilakukan. Gempa mengguncang di wilayah itu pada 4 Oktober 2015 lalu dengan wilayah terdampak meliputi 5 kecamatan dan 18 desa di Kabupaten Alor.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Minggu (8/11) menginformasikan bahwa satu orang korban di kecamatan Alor Timur Laut mengalami luka ringan, satu orang di Desa Maritaing Alor Timur dan satu di Desa Subo Alor Selatan mengalami luka berat.
Data kerusakan menurut Sutopo, sebanyak 884 unit rumah mengalami kerusakan. Rumah rusak tersebar di beberapa kecamatan seperti di Alor Timur 735 unit, Alor Timur Utara 10 unit, Lembur 4 unit, Alor Timur Laut 53 unit dan Kecamatan Alor Selatan 82 unit.
” Kerusakan terparah terjadi di Desa Maritaing, Kolana Selatan, Padang Panjang di Kecamatan Alor Timur dimana sebagian besar rumah rusak,” kata Sutopo.
Selain rumah penduduk, gempa juga mengakibatkan gedung sekolah, fasilitas kesehatan dan rumah ibadah rusak. Tercatat, 51 gedung sekolah, puskesmas, rumah ibadah dan perkantoran rusak akibat gempa tersebut.
Berdasarkan data sementara kerusakan akibat gempa mencapai Rp49,75 milyar yang meliputi sarana jalan, jembatan dan irigasi sebesar Rp40 miliar, sarana perumahan Rp4 milyar, sarana Pendidikan Rp1,5 milyar, fasilitas Ibadah/ gereja Rp750 juta dan bangunan pemerintah atau perkantoran Rp3,5 milyar.
” Data ini adalah data sementara dari kerusakan bangunan yang ada. Pendataan masih dilakukan,” ujarnya.
Jarak antar desa berjauhan dan aksesibilitas juga tidak mudah. Beberapa ruas jalan tertutup longsor. Alat berat dan personil TNI dikerahkan membuka jalan.
Sejauh ini, upaya penanganan darurat terus dilakukan. Tim Reaksi Cepat BNPB mendampingi BPBD Alor dan berkoordinasi dengan BPBD, TNI, Polri dan unsur lainnya. Kepala BNPB telah menyerahkan dana siap pakai Rp250 juta untuk operasional darurat kepada BPBD Alor. BPBD Kabupaten Alor dan Polres Alor melakukan pendistribusian kebutuhan logistik ke daerah yang terdampak.
” Kebutuhan mendesak saat ini adalah permakanan, air bersih, pelayanan kesehatan bagi pengungsi, bahan bangunan, MCK, susu, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya,” tandasnya. (feb)
Komentar