AGAM – Semenjak awal Desember 2016 hingga saat ini, wilayah Kabupaten Agam seperti tak henti dirundung bencana. Bencana didominasi banjir dan tanah longsor.
Menurut Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Bambang Warsito, kondisi terparah adalah longsor di Kecamatan Malalak. Timbunan longsor yang menimbun jalan, sampai saat ini belum tuntas dibersihkan, sehingga praktis Malalak terisolir.
Longsor terjadi di Nagari Malalak Selatan, sebanyak 13 titik. Di Jorong Limo Badak terdapat 12 titik dan satu titik di Bukik Apik.
“Sejak Sabtu kemarin, Malalak praktis terisolir. Hari ini, Wagub Sumbar bersama pihak BPBD Sumbar meninjau lokasi longsor,” katanya kepada padangmedia.com di Lubuk Basung, Senin (9/1).
Dikatakan, hujan lebat yang melanda semenjak beberapa pekan lalu, menimbulkan banyak bencana di daerah itu. Setidaknya 11 kecamatan dilanda bencana. Di antaranya, Kecamatan Tanjung Mutiara, Ampek Nagari, Tanjung Raya, Matur, Palembayan, IV Koto, Palupuh, Sungai Pua, Lubuk Basung, Banuhampu dan Malalak.
“Longsor di Kecamatan Malalak dan IV Koto kondisinya cukup berat, memerlukan penanganan dari pihak Pemprov Sumbar,” pungkasnya.
Menurut informasi yang dihimpun, longsoran tebing di jalan Sicincin-Malalak–Balingka (Simaka) dalam wilayah Ampek Koto, cukup parah. Diperkirakan, pembersihannya akan memakan waktu 3 hari.
Sementara itu, Camat Malalak, Harmezi saat dikonfirmasi mengatakan, longsoran tebing di Malalak menyebabkan kecamatan itu terisolir. Untuk mencapai Ibu Kota Kabupaten Agam, Lubuk Basung harus melalui Sicincin, Kabupaten Padang Pariaman.
Walau longsoran tebing terbilang parah, namun tidak ada korban jiwa dan harta benda penduduk. (fajar)
Komentar