SAWAHLNTO- “Mak Itam” yang telah lama sakit, akan segera sembuh. Dalam beberapa pekan ke depan, “Mak Itam” akan kembali meluncur mengantarkan wisatawan di Kota Sawahlunto berkeliling kota.
“Mak Itam” adalah nama lokomotif uap tua milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang dijadikan sebagai ikon pariwisata Kota Sawahlunto. Loko uap tua ini sudah menjalani perbaikan sejak awal Januari 2016 lalu setelah mengalami kerusakan sejak tahun 2013.
Kepala Tim Teknis PT KAI Sardini mengakui, “mengobati” Mak Itam cukup berat namun menjadi tantangan tersendiri bagi timnya. Tantangan terberat mengobati Mak Itam adalah karena onderdil lokomotif uap buatan Jerman tahun keluaran tahun 1920 itu sebagian tidak ada lagi di pasaran.
“Solusinya, tim terpaksa harus mencari akal dengan mengolah bahan mentah dan membentuk sendiri suku cadang yang dibutuhkan,” kata Sardini, Rabu (23/3).
Ia mencontohkan beberapa onderdil atau suku cadang yang harus dibuat sendiri karena barangnya tidak tersedia lagi di pasaran seperti karet-karet dan spurt pada roda. Pekerjaan ini menjadi tantangan yang membutuhkan kehati-hatian tim teknis selama tiga bulan “menyembuhkan” Mak Itam dari “sakit panjang” nya.
Walikota Sawahlunto Ali Yusuf mendapat informasi Mak Itam akan segera sembuh sangat mengapresiasi pekerjaan yang dilakukan tim teknis tersebut. Sembuhnya Mak Itam dari sakit panjangnya diyakini akan memberikan dampak positif kepada pariwisata Kota Sawahlunto.
“Dengan beroperasinya kembali Mak Itam, kami yakin tingkat kunjungan wisata ke kota Sawahlunto akan terdongkrak. Keberadaan Mak Itam sebagai salah satu ikon pariwisata memiliki pengaruh luar biasa dalam menyedot minat wisatawan,” ujarnya.
Dia menyebutkan, tahun 2015 target kunjungan wisata Kota Sawahlunto 800 ribu kunjungan tidak tercapai, hanya 780 ribu. Kondisi Mak Itam yang sakit sejak tahun 2013 merupakan salah satu faktor tidak tercapainya target tersebut. (tumpak)