JAKARTA – Kota Sawahlunto sejak tiga tahun terakhir berhasil mengembangkan rumah-rumah produktif di tiga kampung. Hal itu membawa kota bekas tambang tersebut menerima penghargaan Sindo Weekly Government Award 2016 sebagai Kota Terbaik Bidang Ekonomi Kreatif. Penghargaan diberi langsung oleh Menteri Bappenas, Syofyan Djalil di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Selasa (12/4) malam.
Lantas, bagaimana Kampung Produktif tersebut bisa menggerakkan ekonomi masyarakat di Kota Sawahlunto? Menurut Wali Kota Sawahlunto, Ali Yusuf usai menerima penghargaan, setelah berhasil membangkitkan kota bekas tambang batubara, Pemerintah Kota Sawahlunto kini mendorong kebangkitan ekonomi rakyatnya dengan menciptakan kampung-kampung produktif. Program Kampung Produktif dilaksanakan semenjak tahun 2014.
Semenjak dicanangkan, kini telah ada tiga kawasan yang berhasil ditingkatkan marwahnya menjadi kampung produktif. Tiga kampung tersebut adalah Kampung Luak Badai, Kampung Kayu Gadang dan Kampung Sikalang. Tiga daerah yang ditunjuk sebagai Kampung Produktif itu sebelumnya merupakan kantong-kantong kemiskinan di Sawahlunto. Namun, kini berhasil menjadi daerah produktif dan mandiri. Melalui program tersebut, rumah-rumah di Kampung Produktif tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tapi juga berfungsi sebagai tempat untuk berproduksi.
Kampung Luak Badai menjadi kampung pertama yang didorong menjadi kampung produktif. Kampung Produktif Luak Badai merupakan kawasan yang dibangun tahun 2011 melalui kerja sama dengan Kementerian Sosial RI. Luak Badai awalnya hanya ditempati 60 Kepala Keluarga kategori kurang mampu dengan rumah sederhana seluas 24 meter persegi. Di sanalah, 60 keluarga kurang mampu memulai menata hidup mereka.
Melalui program Kampung Produktif, Pemerintah Sawahlunto membangun kawasan Luak Badai. Pemko Sawahlunto melengkapi sarana prasarana, meliputi jalan, riol, fasilitas pendidikan, hingga rumah ibadah. Sedangkan untuk perekonomian, setiap rumah tangga diberikan pelatihan keterampilan. Mulai dari keterampilan kerajinan tenun songket Silungkang dan keterampilan yang terkait hobi serta kemauan warga setempat. Kini, jumlah warga kurang mampu di kawasan Luak Badai berkurang hingga tinggal belasan keluarga saja.
Setelah Kampung Luak Badai, Pemko Sawahlunto melanjutkan program Kampung Produktif ke Kampung Kayu Gadang serta Sikalang. Warga di ketiga kampung produktif itu mengembangkan kerajinan tenun songket Silungkang, kerajinan sepatu, kerajinan kerupuk, tahu, tempe, bengkel, sepatu, pembuatan batako, pertanian dan peternakan, hingga konveksi yang melibatkan banyak rumah tangga.
“Pemerintah akan terus mendorong setiap rumah tangga menjadi produktif. Setiap keluarga harus terampil memanfaatkan dan mengelola berbagai potensi yang dimiliki,” ujar Walikota
Pemko Sawahlunto, kata Ali Yusuf, setiap saat selalu berupaya mencari potensi dan peluang untuk pengembangan ekonomi masyarakat. Pemko berharap setiap anggota keluarga bisa berupaya membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga, termasuk menyediakan biaya pendidikan bagi anak-anak mereka. (tumpak)