
AGAM – Media tradisional memiliki kelebihan dan keistimewaan yang tidak dimiliki oleh media modren saat ini. Bentuk komunikasinya lebih menarik, sederhana dan mudah dimengerti oleh khalayak.
Hal itu menjadi supremasi adat yang terjewantahkan dalam konsep adat salingka nagari dan salah satu bentuk kearifan lokal yang harus tetap dipertahankan eksistensinya.
“Kita mengharapkan penyampaian pesan melalui randai atau drama musikal tradisional. Masyarakat bisa lebih peduli terhadap penyelamatan Danau Maninjau dari pencemaran dan mengembalikannya sebagai destinasi wisata,” kata Bupati Agam, Indra Catri saat membuka secara resmi sosialisasi pemilihan media tradisional tingkat Kabupaten Agam tahun 2018, Kamis (3/5) di aula utama Kantor Bupati setempat.
Kegiatan sosialisasi itu menghadirkan Faisal Tanjung dan Susandra sebagai narasumber serta turut dihadiri Ketua Forum Komunikasi Media Tradisional (FKMT) Kabupaten Agam, Ny. Vita Indra Catri, Kadis Kominfo Agam Fauzan Hutasuhut dan lainnya.
Untuk itu, katanya, media tradisional yang ada di beberapa kecamatan dalam setiap pertunjukannya dapat memunculkan suatu persoalan yang terjadi di Kabupaten Agam. Dengan mengutamakan kebudayaan lokal, media tersebut dapat menyajikan kisah tentang pembangunan atau perkembangan sosial masyarakat.
“Tentunya pemerintah dapat melihat aspirasi masyarakat yang disampaikan lewat teater tersebut, masyarakat diberikan pemahaman terhadap program pembangunan. Harapan saya, bisa menjadi ujung tombak dalam menyebarluaskan informasi positif kepada masyarakat, terutama kegiatan pembangunan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Agam, Fauzan Hutasuhut mengatakan, sosialisasi itu menjadi salah satu bentuk perhatian Pemkab Agam terhadap keberadaan kelompok masyarakat yang bergerak di bidang seni dan budaya.
“Harapan kita pelaku media tradisional bisa bersatu padu dalam melestarikan seni budaya di dalam kehidupan masyarakat,” tandasnya. (fajar)