Ketua Lembaga Kerapatan Adat dan Alam Minangkabau (LKAAM) Sawahlunto, Adi Muaris Khatib Kayo mengatakan, meski sudah berstatus warisan dunia namun adat dan budaya ini harus semakin dijaga dan dilestarikan.
“Adat dan agama yang ada di kota ini adalah kekayaan yang tak ternilai, tentu juga sebagai tameng kuat agar masyarakat tidak terkontaminasi yang negatif terhadap budaya asing yang akan masuk melalui jalur pariwisata yang akan berkembang menyusul penetapan world
heritage ini,” sebut Khatib Kayo, Jumat (12/7/2019).
Dia mencontohkan, kekuatan dan komitmen masyarakat adat di pulau Bali yang tetap komit menjalankan adat dan tradisi mereka meski arus pariwisata sangat tinggi, bahkan kehidupan adat dan budaya bisa jadi objek destinasi tersendiri.
“Kota Sawahlunto yang memiliki ciri khas yang beraneka ragam juga menjadi komitmen masyarakat untuk melestarikan bahkan bisa jadi kekuatan agar dijaga dan dilestariakan,” harap Adi.
Hal senada juga disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sawahlunto, H. Darmuis yang turut mendukung penetapan world heritage tersebut.
“Status warisan dunia dari UNESCO ini kan menyangkut pelestarian sejarah dan budaya pertambangan batubara Ombilin maupun Sawahlunto secara umum. Dalam Islam, menjaga dan melestarikan sejarah juga dianjurkan,” sebut Darmuis.Sejarah itu, jelasnya, mengandung ibroh (pelajaran) yang harus menjadi renungan kita. Sebab hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, salah satu pengingat tentang hari kemarin ya dari sejarah itu.
bagaimana ramah tamah dan penghormatan menyambut tamu. Selagi masih
dalam kewajaran dan mereka juga menghormati, menghargai kita maka
tentu kita juga wajib memberikan penghormatan dan penghargaan”
sebutnya. (tumpak)