
SOLSEL – Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dan Dinas Pendidikan Kabupaten Solok Selatan (Solsel) menggelar rapat terbatas, membahas penerapan pembelajaran tatap muka di sekolah di daerah itu, Selasa (26/1/2021).
Dalam rapat tersebut, hadir Penjabat sementara (Pj) Sekdakab Solsel Doni Rahmat Samulo, Kepala Dinas Pendidikan Novrizon, Kepala Dinas Kesehatan Novirman dan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Richi Amran.
Doni Rahmat Samulo mengungkapkan, proses belajar dalam jaringan (daring) memiliki banyak kendala. Termasuk juga, tidak semua anak memiliki telepon pintar sebagai media belajar.
Sehingga, proses belajar tatap muka masih harus dilaksanakan. Namun, dia mengingatkan, jangan sampai sistem belajar tatap muka menimbulkan kluster baru penyebaran Covid-19.
“Agar proses belajar tatap muka tidak menimbulkan kluster Covid-19, kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan harus benar – benar menjadi perhatian,” tegasnya.
Doni menambahkan, secara kualitas, pembelajaran tatap muka masih lebih efektif dibanding belajar daring. Kesempatan belajar lebih banyak didapatkan di sekolah, dibanding dengan sistem daring yang kadang juga disalahgunakan anak – anak untuk bermain.
Pada prinsipnya, lanjutnya, pemerintah daerah mengizinkan seluruh sekolah melaksanakan proses belajar tatap muka. Namun, harus ada penilaian terhadap sekolah terkait fasilitas dan kesiapan penerapan protokol kesehatan. Juga diperlukan izin dari orang tua dan kesepakatan bersama dalam penanganan Covid-19.
“Seluruh tenaga pendidik harus melaksanakan tes swab, untuk memastikan tidak terpapar Covid-19,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Pendidikan Solsel, Novrizon mengungkapkan, mewabahnya Covid-19 telah menyebabkan selama sepuluh bulan siswa tidak belajar secara tatap muka.
Sesuai instruksi dari Gubernur Sumatera Barat, untuk daerah yang berada di Zona Oranye, dibolehkan menggelar belajar tatap muka, dengan sejumlah ketentuan yang harus dipatuhi.
Karena Kabupaten Solsel berada pada Zona Oranye, maka pihaknya mulai melaksanakan belajar tatap muka sejak tanggal 4 Januari 2021 lalu atau di awal masuk sekolah semester genap.
Sebelum belajar tatap muka dimulai, seluruh guru dites swab. Kehadiran siswa di sekolah juga diatur 50 persen dengan waktu belajar tiga kali seminggu.
Novrizon mengungkapkan, saat ini ada dua sekolah yang saat ini masih terpapar Covid-19. Persoalan itu akan segera diatasi dengan menyediakan sarana dan prasarana kesehatan.
Selain itu, pihaknya juga akan membuat surat edaran terkait pelaksanaan sistem belajar tatap muka. Agar menjadi perhatian dan pedoman bagi masyarakat. (Sis)
Komentar