
Mentawai adalah daerah yang ombaknya terkenal hingga ke mancanegara. Selain pesona ombaknya, Bumi Sikerei itu juga menyuguhkan budaya unik, termasuk tari tradisionalnya.
Ramayani Sababalat, satu dari pekerja seni di Kepulauan Sikerei yang concern mengembangkan tari Mentawai. Namun, ia lebih suka berinovasi dengan tari kreasi dipadukan gerakan tari tradisional Mentawai.
“Kita berupaya mengangkat budaya Mentawai lewat bidang tari dan menjadikan tari kreasi lebih banyak gerak dengan inovasi dari tarian tradisional,” ujarnya.
Rama merupakan guru di Sekolah Dasar Negeri (SD) 25 Malakopak km.37 Kecamatan Pagai Selatan. Sebelum mengabdi di daerah asalnya, Rama cukup lama berkecimpung di bidang tari di sejumlah daerah. Namun, Rama akhirnya menetap di Mentawai karena ingin memperkaya gerak tari Mentawai lewat tari kreasi. Menurutnya, dengan inovasi yang dilakukannya, selain tetap menjaga nilai seni budaya agar tidak punah, juga untuk lebih memperkenalkan Mentawai lewat dunia seni tari.
Dari 19 kabupaten/kota di Sumatera Barat, Mentawai merupakan satu-satunya kabupaten yang terletak di kepulauan. Di samping dikenal lewat potensi laut, Rama berkeinginan agar Mentawai dikenal daerah lainnya lewat tarian.
Berbicara seni, kata Rama, bukan hanya bicara bagaimana seni Mentawai dikenal di daerah aslinya saja. Tapi, bagaimana seni di Mentawai mampu berkembang di luar Mentawai.
“Dengan gerakan yang diambil dari alam, bisa menjadikan suatu keunikan tersendiri ketika diproduksi menjadi tari kreasi,” ujar sarjana jebolan Insitut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang itu.
Saat ini, untuk membangkitkan semangat generasi muda, ia membentuk sanggar tari yang difasilitasi oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sanggar tari yang dibuat itu rencananya akan dibangun di setiap kecamatan. Sanggar pertama yang dibangun adalah di Kecamatan Sikakap.
Salah karyanya yang pernah disuguhkan pada masyarakat adalah tari massal saat kegiatan Festival Pesona Mentawai. Tari tersebut diambil dari cerita rakyat Mentawai tentang tari Perang atau Turu’ Pamatei.
Selain tari itu, masih banyak tari kreasi yang diciptakan Rama. Kebanyakan temanya diambil dari kehidupan masyarakat Mentawai zaman dulu, seperti Tari Masijarik Iba (Tari Menjaring Ikan), tari Mugettek (Tari Pergi Menanam Keladi), Tari Mupanu Iba (Tari Mencari Ikan), Tari Masitudduk Gette (Tari Menumbuk Keladi) dan banyak lainnya.
Ia mengaku banyak sekali inspirasi yang bisa dikembangkan untuk tari kreasi di Mentawai. Karena, gerakan banyak diambil dari kehidupan sehari-hari masyarakat Mentawai baik sekarang ataupun zaman dulu. Kehidupan sehari-hari masyarakat Mentawai tersebut tinggal dipadukan dengan gerakan yang indah saat ditampilkan.
“Mentawai dikenal dengan ombak nomor dua di dunia setelah Hawai. Hampir setiap tahun wisatawan mancanegara dan lokal yang datang ke Mentawai untuk melihat keindahan budaya mentawai yang unik. Saat ini tinggal mengolah lebih serius tari kreasi. Mengangkatnya dari kehidupan sehari-hari menjadi gerakan-gerakan tari yang bisa menarik mata masyarakat dunia,” ujarnya optimis. (ers)