YOGJAKARTA – Pusat Studi Kebudayaan Universitas Gajah Mada Yogjakarta akan menggelar Sarasehan Kebudayaan dengan tema “Bahasa Tansi: Warisan Budaya Tak Benda Dunia” di ruang Multimedia I lantai 3 Gedung Pusat UGM Yogjakarta, Kamis (8/11) mendatang.
Sarasehan bahasa Tansi yang telah diakui menjadi warisan budaya nasional itu akan menampilkan keynote speaker Dr Elsa Putri Ermisah Syarif, MPd, pakar bahasa Tansi yang juga penulis kamus bahasa Tansi Sawahlunto dan buku ‘Menggali Bara Menemu Bahasa’. Di samping keynote speaker Elsa Putri Ermisah Syarif, sarasehan itu juga menghadirkan pembicara Nirwan A Arsuka, founder Pusaka Bergerak dan Dr Suhandano, M.A, dosen UGM.
Menurut Arum Ngesti Palupi, staf Pusat Kebudayaan UGM, sarasehan tersebut untuk mengenal dan mendiskusikan proses terbentuk dan penemuan bahasa Tansi sebagai bentuk bahasa creole buruh pertama di Indonesia. Sarasehan dapat menjadi landasan pijak untuk menempatkan warisan budaya takbenda di posisi yang lebih strategis untuk menguatkan potensi kebudayaan di Indonesia, jelasnya
“Bahasa Tansi diketahui sebagai bahasa kreol atau buruh pertama di Indonesia yang lahir dari latar belakang perburuhan dan berada di pedalaman. Bahasa tansi juga membuka katup kemungkinan bahwa bahasa kreol di Indonesia bagian barat tidak identik dengan latar belakang perniagaan dan berada di wilayah pesisiran,” pungkasnya kepada padangmedia.com. (tumpak)