PADANG – Purna praja angkatan 13 Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) terus memupuk rasa persaudaraan. Mereka yang dilahirkan dari “kawah candradimuka” Jatinangor tahun 2005 ini mengadakan pertemuan nasional di Padang, Jumat (2/11/2018).
“Selain memupuk persaudaraan, pertemuan kali ini bertujuan meningkatkan rasa saling peduli, simpati dan berempati terhadap sesama angkatan yang terkena musibah,” kata Retopa Martha selaku ketua panitia Musyawarah Nasional 13RAVO (Purna Praja STPDN Angkatan XIII).
Menurut Retopa, pada kegiatan itu dibicarakan pembentukan Yayasan 13RAVO PEDULI. Yayasan itu nantinya sebagai wadah untuk mengelola santunan bagi keluarga besar purna praja seangkatan dan untuk mewadahi kegiatan sosial lainnya.
“Melalui yayasan ini nantinya kita mewujudkan kepedulian terhadap sesama angkatan. Khususnya bagi putra dan putri yang ditinggalkan oleh purna praja 13 yang meninggal dunia. Mereka menjadi anak bersama. Dipelihara dan diselenggarakan pendidikannya,” tutur Retopa yang saat ini mengabdi di Pemerintah Kota Padang itu.
Ia menjelaskan, purna praja angkatan ke-13 STPDN ada sebanyak 1.184 orang yang saat ini menyebar di 34 provinsi. Dari jumlah tersebut ada beberapa orang diantaranya yang sudah meninggal dunia.
“Sedihnya, almarhum meninggalkan anak-anak yang masih kecil. Tentunya ini menggugah hati kita, sebab sejak pendidikan kita sudah merasa satu keluarga,” ujarnya.
Ungkapan senada disampaikan Fuji Astomi, purna praja angkatan 13 yang saat ini menjabat Camat Padang Selatan. Menurut pria disapa Tomi, rentetan musibah yang terjadi di tanah air menjadi pelajaran. Betapa memprihatinkan kondisi keluarga yang menjadi korban. Hal ini tidak pelak menggugah rasa kemanusiaan sehingga kepeduliaan sesama untuk membantu datang dari mana-mana.
“Rasa kepedulian ini yang ingin kita pupuk sesama angkatan ketika salah satu saudara mengalami musibah, meninggal dunia, misalnya, maka saudara yang lain harus turut membantu,” kata Tomi.
Adapun yang menyempatkan hadir pada pertemuan nasional Angkatan 13RAVO STPDN kali ini mencapai jumlah puluhan. Menurut panitia, seharusnya ratusan orang bisa hadir mewakili seluruh daerah , namun karena kesibukan masing-masing banyak yang tidak bisa hadir.
“Tetapi kami sepakat, semua teman-teman yang hadir mewakili suara seluruh angkatan 13 sehingga apapun hasil pertemuan akan menjadi kesepakatan bersama,” imbuh Tomi. (der)
Komentar