Nenek 63 tahun itu tersenyum polos ketika teh telor buatannya dipuji pelanggan. Ditanya resepnya, dia mengelak. Tapi dijawab juga seadanya; “Ah, ndak pakai resep apo-apo. Samo sajo jo buatan urang lain,” katanya.
Nenek itu bernama Yuniar. Hampir semua orang yang kenal memanggilnya One. Bahkan lekat pula dengan sebutan “one lapau”. Khususnya pegawai di Kantor Camat Padang Selatan menyebutnya demikian. Pasalnya, One memang pengelola lapau (kedai) kopi dan sarapan pagi di kantor tersebut.
Puluhan tahun sudah One berjualan di lapau yang terletak di pojok kantor camat. Dia sendiri memperkirakan sudah 25 tahun. Mungkin lebih, karena dia mulai berjualan dari waktu anaknya masih kecil hingga sekarang sudah punya cucu empat. Cucunya kini sudah gadis pula.
“Agaknya sudah tiga puluh tahun. Dari saya punya anak satu. Sekarang cucu sudah gadis, ” tutur One Yuniar kepada padangmedia.com di Lapau One, Senin (26/01/2021) pagi.
One menuturkan, usaha lapau yang dilakoni semata untuk menambah penghasilan keluarga. Mengandalkan penghasilan suami yang hanya buruh bongkar muat di Pelabuhan Teluk Bayur, jelas tidak cukup.
One hanya menempati bangunan kayu yang berdiri di atas lahan empat kali 2 meter. Lahan itu berada di sudut bagian belakang bangunan kantor camat. Agak tersembunyi. Pelanggannya hanya pegawai kantor setempat.
Sampai belasan tahun kemudian, bangunan kayu itu masih berdiri, namun mulai lapuk. Bahkan sudah ada beberapa bagian yang diganti dan sebagiannya ditambah.
Pegawai kantor camat itu sudah banyak yang pensiun atau pintah karena mutasi. Camat yang pernah memimpin di situ juga silih berganti. Setidaknya sudah enam orang camat pernah bertugas di Padang Selatan selama One berjualan.
“Tak terhitung yang sudah pensiun dan pindah. Agaknya, camat saja sudah enam orang, ” tuturnya.
Dia memang tidak mampu mengingat dengan persis, tentang pelanggannya yang datang dan pergi. Yang jelas, rentang puluhan tahun itu hampir tidak ada yang berubah dari bangunan lapaunya.
“Tidak bisa membangun lapau. Uangnya tidak ada. Penghasilan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja,” ujar One.
“Baru sekarang bisa, karena dibantu Pak Camat dan bapak-bapak di kantor camat, ” sambungnya haru sambil melirik sekeliling bangunan lapau yang sudah bersih dan kokoh.
Sejenak dia terdiam. Di sela tarikan nafas ia berucap syukur. “Alhamdulillah, berkat Pak Teddy (Camat Padang Selatan) dan bapak – bapak di sini lapau saya jadi rancak, ” ucapnya lagi.
Saat bersamaan, Pak Camat yang dimaksud One hadir di sana. Camat Padang Selatan, Teddy Antonius menyapa dan tersenyum sembari memilih tempat duduk.
Camat yang relatif muda dan dikenal inovatif itu, mengungkap tentang perubahan lapau One. Menurutnya, inisiatif memperbaiki lapau One muncul karena ada program inovasi “bedah lapau”. Secara pribadi, Teddy sudah lama tergugah untuk membantu memperbaiki lapau One. Waktu itu ia pernah diamanahi sebagai Sekretaris Kecamatan Padang Selatan.
“Alhamdulillah, niatan itu kesampaian sekarang. Kebetulan kita ada inovasi bedah lapau. Lapau One jadi salah satu sasarannya,” kata Teddy.
Bedah lapau itu dilakukan dengan cara “badoncek”. Seluruh pegawai kecamatan, termasuk di kelurahan. Mereka menyumbang semampunya. Tidak saja menyumbang uang dan material lainnya, pegawai ikut pula membantu membersihkan lokasi dan mengerjakan pembangunan lapau, bahkan mendekorasinya.
Alhasil, Lapau One jadi “rancak”. Suasananya nyaman dengan ‘setting’ kekinian. Instagramable dan viral.
“Sekarang banyak pengunjung. Lapau One jadi laris manis. Pelanggannya datang bukan saja dari kantor camat, tapi dari luar juga, ” imbuh Teddy. (der)
Komentar