SAWAHLUNTO – Pelaksanaan proyek kawasan pusaka di Kandi Desa Kolok Nan Tuo Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto terkesan asal jadi. Pasalnya, kondisi proyek senilai Rp3,1 miliar yang dilaksanakan rekanan PT Wahana Bhakti Serumpun itu sebagian sudah ada yang merengkah dan retak.
Kondisi tersebut diperparah dengan masih dilakukannya beberapa pekerjaan pemasangan batu hias serta pekerjaan perbaikan pada proyek Satuan Kerja (Satker) Penataan Bangunan dan Lingkungan Sumatera Barat bernomor kontrak : IK.02.04/Kont-Fis/Pelaks.PBL-SB/V-2016 itu, Selasa (13/12)
siang.
Terkait kondisi banyaknya bangunan yang merengkah dan retak proyek tersebut, Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PU Sawahlunto Tri Darma Satria tak mau berkomentar lebih jauh.
“Kondisi pekerjaan memang sudah Provisional Hand Ove (PHO). Namun, kalau menanyakan bagaimana tindaklanjut ada yang merengkah maupun retak, silahkan tanyakan langsung kepada Satker Penataan Bangunan dan Lingkungan Sumatera Barat di Padang,” jelas Tri Darma Satria kepada
padangmedia.com di Balaikota, Rabu (13/12).
Tri Darma Satria menampik bahwa itu merupakan tanggung jawab Bidang Cipta Karya PU Sawahlunto. Pihaknya hanya sebagai user atau penerima pekerjaan .
“Kalau mau jelas pelaksana proyek ini, langsung ke Satker terkait proyek ini yang juga ada konsultan perencana dan konsultan pengawasnya,” jelasnya.
Proyek penataan kawasan pusaka di Kandi merupakan bagian dari pekerjaan Sawahlunto Historical Park yang dilengkapi patung Mahaputra Mohammad Yamin, satu mushalla, dan beberapa gazebo. Sawahlunto Historical Park merupakan sebuah kawasan wisata yang mengemas sejarah perkembangan Kota Sawahlunto dari masa ke masa. Untuk tahun 2017 mendatang, Pemko Sawahlunto menganggarkan dana sebesar Rp12,5 miliar untuk pembangunan museum diorama. (tumpak)
Komentar