PADANG – Saat ini, sekitar 5000 orang Indonesia menempuh pendidikan berstandar tinggi di Jerman. Program Migrasi untuk Pembangunan (Programme Migration for Development*) memfasilitasi mereka sebagai agen
pembangunan yang menghubungkan antara Indonesia dan Jerman.
Program tersebut didanai oleh Pemerintah Jerman dan dilaksanakan oleh German Development Cooperation (GIZ). PMD akan menyelenggarakan kegiatan workshop diskusi, dan talk show dengan topik Kembali ke Kampung/Desa – Membangun Ketahanan Sumatera Barat dari Desa di Hotel Grand Zuri di Padang, Rabu dan Kamis, 23 – 24 Januari 2019.
Kegiatan itu akan menghadirkan narasumber seperti Dr. Syaifullah Muhammad (Universitas Syiah Kuala, Aceh); Chandra Kirana (pendiri Yayasan Sekar Kawung); Aulia Nasution (CEO German Camp Center – Alumni Jerman); Alfin Mufreni (CEO Innopak Institute); Freesca Syafitri (Tenaga Ahli Badan Anggaran DPR RI, ex- OECD Advisor untuk Indonesia – Alumni Jerman); serta Gamaluddin Moeksin (pendiri www.infopasartani.com – Alumni Jerman).
Para narasumber di atas akan memberikan informasi dan berbagi pengalaman, bahwa cita – cita pembangunan nasional hanya dapat dicapai dengan ketahanan. Dan, ketahanan hanya dapat tumbuh dan dipupuk dari dalam.
Sejarah dunia membuktikan bahwa ekonomi yang sukses bukanlah yang diciptakan dari pusat, melainkan yang
ditimbulkan dari daerah, seperti terlihat di Jerman melalui konsep “Mittlestand” (Kelompok Menengah), seperti klaster industri otomotif di Baden-Wuettemberg, industri baja di wilayah Ruhr, dan pariwisata di wilayah Black Forest / Schwarzwald.
Di sisi lain, pendekatan pembangunan ekonomi Indonesia (termasuk di Sumatera Barat) agak berbeda, yang tumbuh berawal dari daerah pelabuhan, sehingga daerah di luar pelabuhan tidak berkembang dan menjadi terbelakang. Desa menjalankan fungsinya bukan sebagai mitra pembangunan untuk perkotaan, tetapi lebih sebagai penyumbang: desa mengirim siswa dan tenaga kerja ke kota-kota, membuat kota- kota menjadi sangat urban dan kurang manusiawi, merusak perkembangan pedesaan, dan menyebabkan potensi ekonomi pedesaan tidak tersentuh.
Di situlah para tenaga ahli Indonesia lulusan Jerman dan diaspora Indonesia di Jerman dapat mengambil peran kolaboratif sebagai agen pembangunan. Bersama dengan aktor pembangunan daerah ,(misalnya Lurah/Kepala Desa, UMKM, tokoh masyarakat, siswa, LSM lokal, dll.), pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman mereka yang dibawa dari Jerman akan membantu desa/kelurahan untuk menjadi lebih baik dan mendukung agenda pembangunan nasional, termasuk di Sumatera Barat dengan cara yang lebih bermakna.
Menurut Koordinator Program, Makhdonal Anwar salam siaran pers yang diterima padangmedia.com, Senin (21/1), program itu telah sangat berhasil dalam memfasilitasi alumni Jerman yang terlatih untuk kembali ke Indonesia dan berbagi pengetahuan dan keahlian mereka untuk Indonesia yang lebih baik. Hal yang sama juga bisa dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan di Sumatera Barat. (rin/*)
Komentar